PRAKTIKUM
INOVASI MEDIA TANAH HIAS
TANAMAN
CABAI KATHUR (CAPSIUM FRUTESCENS)
Dosen
pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN
OLEH :
DEWI
NURUL ASIYAH
1503001
SEKOLAH TINGGi KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALPA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan
Makalah ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah Prody
Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty
Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu
praktikum tentang Menginovasi Media Tanah Hias Tanaman Cabai Kathur (Capsicum Frutescens).
Dalam penulisan makalah ini, saya ingin
saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu
memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya
ucapkan.
Walaikum’salam
Wr.Wb
Terbanggi Besar, 03 Januari 2018
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Alat
Dan Bahan
1.4.Cara
Kerja
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tanaman Cabai Kathur
2.2
Tabel Analisis Fisiologi Tumbuhan
2.3
Terkaitnya Ilmu Fisiologi Dengan
Tumbuhan Cabai
BAB
III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescensL.)
3.2.Penyakit
Antraknosa
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
4.3
Lampiran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens)
merupakan komoditas rempah-rempah yang mempunyai prospek menguntungkan untuk
dapat dikembangkan. Cabai rawit tidak hanya digunakan untuk konsumsi rumah
tangga sebagai bumbu masak atau bahan campuran pada berbagai industri
pengolahan makanan, tetapi juga digunakan untuk pembuatan obat-obatan. Selain
itu, cabai juga mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan
manusia karena mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor
(P), besi (Fe), vitamin-vitamin, dan mengandung senyawa alkaloid seperti
flavonoid, capsolain, dan minyak esensial (Santika, 2006).
1.2.
TUJUAN
1. Untuk
membuat media tanaman hias menjadi lebih indah dan unik
2. Agar
masyarakat lebih tertarik dengan tanaman tersebut
1.3. ALAT DAN BAHAN
Alat Dan Bahan untuk praktikum antara lain
1. Tanaman
cabai kathur (capsicum frutescens)
2. Tali
tambang
3. Bambu
4 potong
4. Gunting
5. Cangkul
1.4. CARA KERJA
Cara kerja praktikum antara lain :
1. Siapkan
alat-alat dan tempat pratikumnya
2. Kemudian
tanam cabai kathur (capsicum frutescens)
3. Lalu
rangkai dengan bambu yang sudah disiapkan hingga menjadi tanaman itu berubah
dari aslinya
4. Kemudian
ikat disisi-sisi bambu dengan melingkar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CBAI KANHUR (CAPSICUM FRUTESCENS)
Cabai
kathur adalah cabai yang buahnya tumbuh menjulang menghadap langit, dan nama
latin dari cabai tersebut adalah (capsicum
frutescens).
Tingkatan
taksonnya Spesies
Klasifikasinya
lebih tinggih Kapsikum
Cabai
ini sering digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan bahan utama masak, dan
dijadikan oleh industry untuk pembuatan saos cabai yang biasannya dijadikan
sambal untuk cemilan makanan. Cabai ini sangatlah pedas rasannya karna cabai
ini hamper sama dengan cabai rawit tetapi berbeda bentuknya. Warna cabai kathur
ini putih jika sudah matang warnanya berubah menjadi merah.
2.2 TABEL ANALISIS FISIOLOGI TUMBUHAN
TABEL
ANALISIS FISIOLOGI TUMBUHAN
TANAMAN
CABAI (CAPSICUM FRUTESCENS)
NO
|
KOMPONEN
|
ADA
/ TIDAK
|
KET
|
1
|
Sandang
|
Tidak
|
|
2
|
Pangan
|
Ada
|
-
Untuk dijadikan bahan utama masak
-
Bisa untuk pembuatan saaos cabai
|
3
|
Papan
dan kosmetik
|
Tidak
|
|
4
|
Industry
|
Ada
|
-
Bisa dioleh menjadi saos cabai
dan bubuk taburan makanan, ini bisa
ditemukan di pasar, supermarkert,indomart, alfamart, warung dll
|
5
|
Biodiesel
(bahan bakar)
|
Tidak
|
|
6
|
Keindahan
dan dekroasi
|
Ada
|
-
Bisa dijadikan hiasan rumah
dibentuk dari beberapa bentuk dan segi, contohnya tanaman berbentuk kotak,
merucut dll
|
7
|
Keindahan
dan dekroasi
|
Ada
|
|
1. Sisi
nilai jual tanaman yang bermotivasi adalah tanaman yang bentuknya unik dari
segi bentuk keindahannya dan jarang ditemuinnya.
2. Pran
utama tumbuhan tanaman cabai ini adalah tanaman ini harus di tanam ditempat
yang cuacanya agak sejuk dan tidak panas contohnya dikebun, dilingkungan rumah
dll.
3. Keungulannya
cabai kathur ini adalah :
a. Bisa
untuk obat tradisional seperti sakit gigi
b. Daunnya
bisa menyembuhkan kecabaian pada tangan
c. Kulit
cabainya bisa dijadikan manisan
2.3 TERKAITNYA ILMU TUMBUHAN CABAI
DENGAN FISIOLOGI
Ada
beberapa terkaitnya ilmu fisiologi tumbuhan dengan cabai antara lain :
1. Harga
nilai jual tanaman lebih tinggih
2. Tanaman
yang unik dari sebelumnya dari segi pembentukannya
3. Bisa
membuat masyarakat tertarik
BAB
III
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1.KLASIFIKASI
DAN DESKRIPSI TANAMAN CABAI KANHUR
Menurut Cronquist
(1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Asteridae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Marga : Capsicum
Jenis : Capsicum frutescent L.
Tinggi
tanaman cabai 50-150cm, batang pokok yang tua berkayu. Cabai rawit termasuk
berumur panjang (perennial) dapat hidup 2-3 tahun, asal dipelihara dengan baik
dan unsur hara tercukupi. Daunnya bulat telur, dasarnya lebih lebar, ujung
menyempit dan meruncing, warna daun hijau muda, permukaan bawah berbulu, lebar
0,5-5 cm, panjang 1-10 cm, panjang tangkai 0,5-3,5 cm (Pracaya, 1994).
Bunganya
kecil, terletak pada ujung ranting, jumlahnya satu atau dua kadang-kadang
lebih. Tangkai bunga tegak, panjangnya 1,5-2,5 cm, warnanya hijau muda. Kelopak
bunga kecil, berbentuk bintang sudut 5, warnanya hijau kekuningan. Mahkota
bunga warna kuning-kehijauan atau kekuningan, garis tengah 0,5-1 cm, bentuk
bintang bersudut 5-6. Benangsari 5 buah, tegak, warna kepala sari ungu
(Pracaya, 1994).
Buah
cabai rawit kecil, berbentuk kerucut, ujung runcing, tegak, dan tangkainya
panjang; panjang buah 1-3 cm, garis tengah 0,3-1 cm, bila masak warnanya merah
cerah, oranye atau putih kekuningan, mengkilat (Pracaya, 1994).
Cabai
rawit dapat ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi, tergantung
dari kultivarnya. Tanah yang cocok untuk tanaman cabai adalah tanah yang gembur
dan subur. Apabila ditanam di tempat yang kurang cocok, cabai mudah sekali
terserang hama dan penyakit. Penyakit yang merugikan misalnya penyakit akar,
penyakit bercak daun, penyakit antraknosa, dan lain-lain (Pracaya, 1994).
Hingga
kini telah dikenal lebih dari 12 jenis cabai. Namun demikian, yang paling
banyak dibududayakan oleh petani hanya beberapa saja, yakni : cabai rawit,
cabai merah, paprika, dan cabai hias. Menurut Tjahjadi (1991), cabai rawit
terdiri dari cabai rawit putih, cabai rawit jengki, dan cabai rawit jemprit (Gambar 1, 2, dan 3).Buah tanaman
cabai rawit putih, cabai rawit jengki, dan cabai rawit jemprit dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar
1 : cabai rawit putih
Gambar
2 : cabai rawit jengki
Gambar
3 : cabai rawit jemprit
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cabai. Faktor- faktor tersebut antara lain: iklim, tanah, air, dan faktor
biotik seperti gangguan hama dan patogen, serta tumbuhan pengganggu.
1. Iklim
Faktor
iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai meliputi sinar matahari,
curah hujan, kelembaban, suhu udara, angin, dan penguapan. Tanaman cabai sangat
memerlukan sinar matahari, apabila kurang mendapat sinar matahari di persemaian
atau pada awal pertumbuhannnya, tanaman cabai akan mengalami etiolasi, jumlah
cabang sedikit dan akibatnya buah cabai yang dihasilkan akan berkurang, karena
bunga cabai akan muncul dari setiap cabang (Tjahjadi, 1991). Cahaya matahari
penting bagi tanaman untuk fotosintesis, pembentukan bunga, serta pembentukan
dan pemasakan buah cabai (Prajnanta, 2001).
Curah
hujan yang tinggi akan mengakibatkan kegagalan panen. Buah-buah muda yang
tertimpa hujan terus-menerus juga akan rontok. Tanaman cabai dapat tumbuh
dengan baik di daerah yang mempunyai kelembaban udara yang tinggi sampai
sedang. Suhu rata-rata yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cabai antara 18-30oC. Angin yang bertiup cukup keras akanmerusak tanaman cabai,
karena akan mematahkan ranting, menggugurkan bunga dan buah, bahkan dapat
merobohkan tanaman. Penguapan yang tinggi dapat menyebabkan produksi cabai
menurun (Tjahjadi, 1991).
2.
Tanah
Tanaman cabai
tidak memerlukan struktur tanah yang khusus, tapi banyak mengandung bahan
organik, baik dari jenis tanah liat atau tanah pasir, sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman. Penambahan bahan organik, seperti pupuk kandang atau
kompos, sangat baik untuk tanaman cabai (Tjahjadi, 1991).
3.
Air
Peranan air sangat
penting dalam proses fotosintesis dan proses respirasi. Air berfungsi mengisi
cairan tubuh tanaman, dan sebagai pelarut unsur hara yang terdapat di dalam
tanah (Prajnanta, 2001).
4.
Faktor Biotik
Selain
faktor-faktor abiotik di atas, yang perlu diperhatikan juga adalah faktor
biotik. Hama, patogen, dan gulma adalah faktor biotik yang sering menggagalkan
panen cabai (Tjahjadi, 1991).
3.2.PENYAKIT
ANTRAKNOSA
Di
Indonesia berbagai jenis hama, penyakit, dan gulma juga tak kalah pentingnya,
yang senantiasa mengganggu produksi pertanian. Masalah hama, penyakit, dan
gulma tidak hanya menurunkan produksi, tetapi juga menyebabkan produksi tidak
mantap. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit tidak saja
mempengaruhi petani secara perorangan, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
maupun untuk dijual, tetapi juga mempengaruhi persediaan makanan, ekonomi
nasional, dan ekonomi dunia (Djafarudin, 2000).
Penyebab
penyakit antraknosa pada tanaman cabai adalah jamur C. capsici (Syd.)
Butler &Bisby, C. Gloeosporioides (Penz.) Sacc.danGloeosporium
piperatumEll. et. Ev. (Semangun, 2000). Penyakit ini tersebar di seluruh
dunia di mana ada tanaman cabai. Penyakit ini biasa timbul di lapangan ataupun
pada buah cabai yang sudah dipanen (Pracaya, 1994).
Penyakit
antraknosa yang menyerang buah muda atau masak, akan menimbulkan bercak-bercak
pada buah, dan bercak ini kian lama akan kian melebar. Pada akhirnya, seluruh
buah akan dipenuhi bercak tersebut dan lama-lama buah akan mengerut, mengering,
warna buah berubah menjadi kehitaman, dan membusuk. Jika menyerang bagian
tanaman yang lain, biasanya dimulai dari bagian ujung atau pucuk tanaman.
Sebagaimana pada buah, serangan awal hanya timbul bercak kecil, lama-lama akan
melebar ke bawah dan akhirnya meliputi seluruh bagian tanaman yang lain.
Mula-mula bagian cabang yang diserang lebih awal akan mati dulu, kemudian
disusul oleh bagian yang lain. Akhirnya seluruh bagian tanaman akan mati
(Setiadi, 1992).
Jamur
C. capsici (Syd.) Butler &Bisby mula-mula pada buah cabai yang sudah
masak kelihatan bercak kecil cekung yang berkembang sangat cepat, garis tengah
bisa mencapai 3-4 cm pada buah yang besar. Bercak cekung ini berwarna merah-tua sampai
coklat-muda. Buah berubah menjadi busuk-lunak, mula-mula berwarna merah
kemudian menjadi coklat-muda seperti jerami (Pracaya, 1994).
Klasifikasi
jamur C.capsici (Syd.) Butler &Bisby menurut Alexopoulus and Mims
(1979) adalah sebagai berikut :
Kerajaan
: Myceteae
Divisi : Amastigomycota
Anak Divisi : Mycotina
Kelas : Deuteromycotina
Anak Kela : Coelomycetidae
Bangsa : Melanconiales
Suku :
Melanconiaceae
Marga : Colletotrichum
Jenis
: Colletotrichumcapsici (Syd.)
Butler &Bisby
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Cabai kanhur
adalah cabai rawit yang warnanya putih dan rasanya sangat pedas, cabai ini
sering dijumpai di lingkungan sekitar, manfaat cabai ini sangatlah banyak bisa
dijadikan untuk obat maupun manisan. Selain itu cabai ini bisa untuk
penghasilan industry seperti saos cabe dan serbuk cabai.
4.2. SARAN
Jika mengkomsusi
cabai kanhur ini sebaiknya jangan terlalu banyak karena bisa membuat perut
merasa mulas .
4.3. LAMPIRAN FOTO
DAFTAR PUSTAKA
Cayanti, R. E. O.
2006. Pengaruh Media terhadap Kualitas Cabai Hias (Capsicum sp.) dalam
Pot. Institut Pertanian Bogor. Master Thesis.
Djarwaningsih, T.
2005. Capsicum spp.: asal, persebaran, dan nilai ekonomi. Biodiversitas
6: 292—296.