PRAKTIKUM PENGAMATAN BENTUK ORGAN AVES
Dosen pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN OLEH :
DEWI NURUL ASIYAH
1503001
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALPA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktikum ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu praktikum tentang pengamatan bentuk organ aves.
Dalam penulisan laporan ini, saya ingin saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya ucapkan.
Walaikum’salam Wr.Wb
Terbanggi Besar, 03 September 2018
Penulis
Dewi Nurul Asiyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan
Dasar Teori
Alat Dan Bahan
Cara Kerja
Pembahasan
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan praktikum pada pengamatan organ aves ialah :
Mahasiswa mampu mengenal dan mengamati bentuk organ reproduksi organ aves.
Dasar Teori
layaknya seorang bayi dalam perut induknya. Embrio anak ayam didalam telur juga mengalami perkembangan yang signimifkam dari hari ke hari. Embri di dalam telur sebagai awal mula proses kehidupan, seekor ayam ternyata memiliki keunikan pertumbun didalamnya telurnya
Alat Dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan untuk praktikum adalah :
Gunting
Sarung tangan
Masker
Jas leb
Alat bius
Suntikan
1 set alat bedah
Aves
Cara Kerja
Cara kerjanya adalah :
Siapkan alat terlebih dahulu.
Sebelum dibius amatin keadaan hewan terlebih dahulu kemudian gambar hewan terlebih dahulu sebelum melakukan pembedahan dengan memberi keterangan.
Kemudian perlakukanlah hewan dengan baik sebelum melakukan pembiusan agar tidak stres.
Dan langkah selanjutnya ambilah alat bius beserta 1 set alat bedah. kemudian lentangkan hewan pada serefrom lalu lakukan pembiusan pada hewan.
Selanjutnya biarkan hewan tersebut lemas dan tidak bergerak lagi. Lalu bentangkan kaki dan tanggan pakai jarum dan pentul.
Kemudian bedahlah bagian badan hewan dari atas sampai bawah dengan mengunakan silet bedah/gunting bedah.
Lalu lakukan pengamatan pada bagian organ dalam hewan tersebut.
Kemudian gambarlah dan catat bagian-bagian dalam organ hewan di kertas HVS.
Pembahasan
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan candling. Rongga udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting dari udara adalah O2, N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan pembuangan gas CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2 dalam ruang incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2 ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75ยบ F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu tersebut.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan :
Penetasan adalah suatu proses untuk memperoleh bibit.Karena dengan adanya penetasan menggunakan mesin tetas akan lebih banyak diperoleh di bandingkan dierami induknya.Mungkin jika dierami oleh induknya lebih kurang 12 butir,sedangkan dengan menggunakan mesin tetas bisa memuat sebanyak 50 butir ( menurut ukuran mesin tetas tersebut).
Tahap perkembangan embrio pada ayam terdiri atas 2 fase yaitu
Fase perkembangan awal, dalam tubuh induk
Perkembangan selama masa pengeraman diluar tubuh indup.
Perkembangan embrio pada hari ketiga pengeraman, pertumbuhannya meliputi tahap-tahap berikut:
Morulasi
Blastulasi
Gastrulasi
Ketentuan bagi sebutir telur untuk ditetaskan adalah:
Telur yang dihasil kan oleh betina yang telah dibuahi
Permukaan kulit telur licin dan rata
Kerabang telur tidak terlalu tebal dan tipis
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan waktu penetasan adalah sebagai berikut:
Nisbah kelamin
Temperatur selama penetasan
Kelembaban selama penetasan
Penyediaan udara selama penetasa
Posisi telur pada rak telur penetasan
DAFTAR PUSTAKA
Ham, Arthur Worth.(1957).HISTOLOY.J.B. Lippincott Company: USA
Kimball, john W.(1983). BIOLOGI edisi ke-5 jilid 2. Penerbit Erlangga : Jakarta
Adaningrum, Dewi. 2010. Embriologi Ayam. Tarsito: Bandung.
Luis Carlos Junquiera, Jose Carneiro. HISTOLOGI DASAR: Text&Atlas. EGC;2007 Sastrawinata, Sulaiman1983.Obsetri Fisiologi.Percetakan Penerbitan ELEMAN : Bandung.
Adnan. 2004. Perkembangan Hewan. Makassar:UNM Press
LAMPIRAN
Ket : saat melakukan pengamatan
Ket : sudah membuka cangkang telur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar