LAPORAN
PRAKTIKUM SALAMNDER (CAUDATA)
Dosen
pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN
OLEH :
DEWI
NURUL ASIYAH
1503001
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS
PALPA
2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan
Laporan Praktikum ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah
Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty
Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu
praktikum tentang Penelitian Struktur Hewan Salamander (Caudata).
Dalam penulisan laporan ini, saya ingin
saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu
memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya
ucapkan.
Walaikum’salam
Wr.Wb
Terbanggi Besar, 04
Juni 2018
Penulis
Dewi Nurul Asiyah
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
1.2.Dasar
Teori
1.3.
Alat Dan Bahan
1.4.
Cara Kerja
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Hasil
Pengamatan
2.2.Analisis
Data
2.3.Pembahasan
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Tujuan
praktikum salamander adalah Untuk mengetahui struktur, morfologi, dan anatomi
Salamander (Caudata) :
1. Tubuh
Salamander (Caudata) terbagi menjadi
tiga yaitu : kepala, badan, dan ekor.
2. Sistem
pencernaan pada Salamander.
3. Sistem
respirasi pada Salamander.
4. Sistem
ekskresi Salamander.
5. Sistem
genitalia Salamander Jantan.
1.2.Dasar
Teori
Amfibi merupakan hewan
dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu
hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi
yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di
antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan
reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat
mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan
kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Salamander adalah hewan vertebrata yang
hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang
berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor,
makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil,
maupun cacing. Para peneliti Kanada telah berhasil menemukan Frogmander
(berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.
1.3.Alat
Dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum
adalah :
1. Papan
bedah
2. Bak
preparat
3. Pigset
4. Pisau
5. Gunting
bedah
6. Jarum
penusuk (1 set alat bedah)
7. Kamera
Bahan
yang digunakannya adalah :
1. Salamander
(Caudata)
2. Air
kran
3. Kloroform/formalin/bius
hean
4. Tissue
1.4.Cara
Kerja
Cara
kerja praktikum salamander (Caudata)
ini adalah :
1. Gunakan
perlengkapan praktikum seperti jas laboratorim, sarung tangan, masker.
2. Timbang
berat tubuh salamander dan catat hasilnya.
3. Amati
kondisi salamander sebelum dilakukan pembedahan.
4. Salamander
dimasukan ke larutan eter/suntikkan obat bius 1 ampul kebagian tubuh salamander
dan dibiarkan sampai lemas,
5. Setelah
mati/lemas salamander dibedah, pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan
lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian kearah depan melewati kaki
depan sampai ketengah rahang atas.
6. Hemipenis
kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor.
7. Bagian
bagian rongga mulut dapatb diketahui dengan cara menggunting kedua sudut mulut
lebar -lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah, maka bagian
dalam akan kelihatan.
8. Bagian-bagian
dalam tubuh reptil diamati dan digambar serta diberi keterangan gambar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan dari praktikum
salamander (caudata) adalah :
1. Tubuh
salamander terbagi menjadi 3 yaitu badan, ekor, dan kepala.
Sebelum
di belah amati kondisi salamander terlebih dahulu dari bagian kepala-ekor :
a. Dari
pengamatan bagian kepala, kepala salamander sehat.
b. Bagian tubuh salamander, kulit salamander
halus, licin, warna coklat kehijauan, garis tubuh hitam, kehijauan, coklat dan
kuning keemasan seperti pelangi.
2. Setelah itu cara pembiusan pada salamander :
a. Bius
salamander terlebih dahulu diamkan hewan tersebut lemas atau sudah benar-benar
pingsan, setelah itu bedah badan dan amati struktur salamander.
b. Gambar
struktur salamander sebelum dibedah dan sesudah dibedah
Keterangan pada struktur salamander :
a. Sistem
pencernaan pada salamander (caudata) antar
lain :
Ø Mulut
Ø Kerongkongan
Ø Lambung
Ø Usus
Ø Keloaka
b. Bagian
dalam struktur hewan pada struktur genita salamander jantan antara lain :
pestis, epiditinis, ductus wollfis
2.2.Analisis Data
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di
darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki
(Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata
kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing. Para peneliti
Kanada telah berhasil menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan
Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.
2.3.Pembahasan
Pembahasan
dari hewan salamander (caudate)
meliputi dari :
1. Anatomi
Anatomi meliputi berbagai macam yaitu :
a. Sistem
Digestorium
Sistem digestorium pada salamander
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan salamander berupa
hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada
salamander adalah sebagai berikut :
·
Rongga mulut terdapat gigi berbentuk
kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
·
Esofagus berupa saluran pendek,
·
Ventrikulus (lambung) berbentuk kantung
yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung salamander dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
·
Intestinum (usus) dapat dibedakan atas
usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum,
tetapi belum jelas batas-batasnya.
·
Usus tebal berakhir pada rektum dan
menuju kloaka, dan
·
Kloaka merupakan muara bersama antara
saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urine.
b. Sistem
Respiratorium
Pada salamander,
oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Selaput rongga
mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan
faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, salamander bernapas pula dengan
kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang
masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru
lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut dan kulit, salamnder bernapas juga dengan paruparu
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Salamander mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah.
Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung
sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme
inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase
inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme
inspirasi adalah sebagai berikut: Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga
rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke
paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen
diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya,
karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai
berikut: Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam
paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup
dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga
rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya
karbon dioksida keluar.
c. Sistem
Nervosum
Sistem syaraf amphibia sama seperti pada
ikan, pusat kegiatan otak berada ada pada bagian dorsal otak tengah.
d. Sistem
Reproduksi
Reproduksi salamander dapat berupa
ovipar dan ovovivipar. Salamander berkembang biak secara internal, di mana
umumnya jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung spermatofor yang
nantinya akan di tampung oleh hewan betina di dalam kloaka. Kloaka salamander
merupakan muara dari saluran urine, genital, dan pencernaan (urogenital).
Setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur.
Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti
semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki shell pelindung
seperti, misalnya, telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap
polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan
sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan
baik, dan itu akan mati.
2. Habitat
Seperti yang telah di sebutkan,
salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam (amphibi) yang tergolong
ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Terdapat
tiga jenis habitat salamander yaitu :
a. Air
Salamander air, hidup di air sepanjang
umur mereka.
b. Semi
air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini
lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin
untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
c. Terestrial
Salamander yang hidup di daerah
terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam
air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan badan air atau lahan basah.
3. Siklus
Hidup
Paedomorphosis adalah salah satu contoh
dari fenomena evolusi yang disebut dengan heterochrony. Herterochorny terkait
dengan perubahan waktu dan tingkat dari proses perkembangan (terutama dalam
masa embryonik) yang merubah bentuk tubuh hewan dewasanya. Hewan dewasa yang
paedomorphic biasanya memiliki habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva
seperti adanya insang luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi
dewasanya. Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander
aquatic seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa
spesies paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial.
4. Morfologi
Morfologi dari salamander terdiri dari 4
bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat
pergerakan). Dimana bagian ekstermitas dari salamander terbagi dua yaitu
ekstermitas anterior (alat pergerakan bagian depan) dan ekstermitas posterior
(alat pergerakan bagian belakang).
Jenis salamander dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a. Salamander
Raksasa Cina (Andrias davidianus)
Salamander Raksasa Cina (Andrias
davidianus) adalah salamander terbesar di dunia yang panjangnya dapat mencapai
hingga 165 cm dan merupakan spesies asli dari Cina.
Salamander ini memiliki kepala besar,
mata kecil dan kulit yang gelap dan berkerut-kerut. Spesies ini hidup di aliran
air dingin di pegunungan dan suka hidup di gua. Ia menyangga hidupnya dengan
memakan serangga, kodok dan ikan. Fungsi mata pada salamander raksasa ini tidak
terlalu baik, sehingga ia bergantung pada nodus sensoris khusus yang terletak
pada dahinya untuk mendeteksi setiap pergerakan yang ada.
b. Salamander
punggung merah (Plethodon cinereus)
Salamander punggung merah (Plethodon
cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini mendiami lereng berhutan di
Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga
Carolina Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan dan Provinsi Maritimes di
Kanada hingga Minnesota.
Hewan ini juga dikenal sebagai
Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander punggung
merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan banyak
ditemukan dalam dua variasi.
c. Southern
Torrent Salamander (Rhyacotriton variegatus)
Torrent Selatan Salamander (Rhyacotriton
variegatus) adalah spesies salamander di keluarga Rhyacotritonidae. Ini adalah
endemik untuk Pacific Northwest Amerika Serikat. Yang Dewasa berukuran 1,5 -
2,4 inci (4,0-6,2 cm) dari moncong sampai ekor. Habitat alamnya adalah hutan
subtropis, sungai, dan sumber air tawar.
d. Mole
Salamander (Genus ambystoma)
Mole Salamander (Genus ambystoma) adalah
kelompok salamander endemik di Amerika Utara, genus hanya dalam Ambystomatidae
keluarga. Kelompok itu telah menjadi terkenal karena kehadiran Axolotl
(Ambystoma mexicanum), banyak digunakan dalam penelitian, dan Salamander Tiger
(Ambystoma tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara,
dan sering dijual sebagai hewan peliharaan.
e. Asiatic
Salamander
The Asia salamander (Keluarga
Hynobiidae) adalah salamander primitif ditemukan di seluruh Asia, dan di Rusia
Eropa. Mereka sangat erat terkait dengan salamander Giant (Keluarga
Cryptobranchidae), dengan mana mereka membentuk subordo Cryptobranchoidea.
5. Manfaat
Salamander
mempunyai beberapa manfaat, diantaranya
telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker. Salamander juga dapat di
jadikan sebagai hewan peliharaan. Selain itu, di bidang pertanian salamander
bermanfaat bagi pembunuh serangga kecil pada tanaman pertanian karena
salamander merupakan hewan karnivor yang
mengkonsumsi serangga kecil.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Morfologi
dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan),
Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan). Setiap salamander memiliki
klasifikasi yang berbeda dan ciri-ciri dari morfologinya pun memiliki perbedaan
yang sedikit signifikan.
1. Amfibi
merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
2. Salamander
adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong
ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
3. Morfologi
dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan),
Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan).
4. Sistem
digestorium salamander terdiri dari Rongga, Esofagus, Ventrikulus, Intestinum
(usus), Usus tebal dan Kloaka.
5. Habitat
dari salamander yaitu air, semi air dan terestrial.
DAFTAR
PUSTAKA
http://andialdiempe.blogspot.com/2014/02/makalah-salamander.html
Andi Aldi Matoro Putra
Jenis-jenis salamander
( Hampton & Hampton, 1987:23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar