Kamis, 07 Juni 2018

PRAKTIKUM SALAMANDER (CAUDATA)



LAPORAN PRAKTIKUM SALAMNDER (CAUDATA)
Dosen pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd



DISUSUN OLEH :
DEWI NURUL ASIYAH
1503001



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALPA
2018



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktikum ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu praktikum tentang Penelitian Struktur Hewan Salamander (Caudata).
Dalam penulisan laporan ini, saya ingin saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya ucapkan.
Walaikum’salam Wr.Wb



Terbanggi Besar, 04 Juni 2018
Penulis


Dewi Nurul Asiyah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
1.2.Dasar Teori
1.3. Alat Dan Bahan
1.4. Cara Kerja
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Hasil Pengamatan
2.2.Analisis Data
2.3.Pembahasan
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Tujuan
Tujuan praktikum salamander adalah Untuk mengetahui struktur, morfologi, dan anatomi Salamander (Caudata) :
1.      Tubuh Salamander (Caudata) terbagi menjadi tiga yaitu : kepala, badan, dan ekor.
2.      Sistem pencernaan pada Salamander.
3.      Sistem respirasi pada Salamander.
4.      Sistem ekskresi Salamander.
5.      Sistem genitalia Salamander Jantan.

1.2.Dasar Teori
Amfibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing. Para peneliti Kanada telah berhasil menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.


1.3.Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum adalah :
1.      Papan bedah
2.      Bak preparat
3.      Pigset
4.      Pisau
5.      Gunting bedah
6.      Jarum penusuk (1 set alat bedah)
7.      Kamera
Bahan yang digunakannya adalah :
1.      Salamander (Caudata)
2.      Air kran
3.      Kloroform/formalin/bius hean
4.      Tissue

1.4.Cara Kerja
Cara kerja praktikum salamander (Caudata) ini adalah :
1.      Gunakan perlengkapan praktikum seperti jas laboratorim, sarung tangan, masker.
2.      Timbang berat tubuh salamander dan catat hasilnya.
3.      Amati kondisi salamander sebelum dilakukan pembedahan.
4.      Salamander dimasukan ke larutan eter/suntikkan obat bius 1 ampul kebagian tubuh salamander dan dibiarkan sampai lemas,
5.      Setelah mati/lemas salamander dibedah, pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian kearah depan melewati kaki depan sampai ketengah rahang atas.
6.      Hemipenis kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor.
7.      Bagian bagian rongga mulut dapatb diketahui dengan cara menggunting kedua sudut mulut lebar -lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah, maka bagian dalam akan kelihatan.
8.      Bagian-bagian dalam tubuh reptil diamati dan digambar serta diberi keterangan gambar.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari praktikum salamander (caudata) adalah :
1.      Tubuh salamander terbagi menjadi 3 yaitu badan, ekor, dan kepala.
Sebelum di belah amati kondisi salamander terlebih dahulu dari bagian kepala-ekor :
a.       Dari pengamatan bagian kepala, kepala salamander sehat.
b.       Bagian tubuh salamander, kulit salamander halus, licin, warna coklat kehijauan, garis tubuh hitam, kehijauan, coklat dan kuning keemasan seperti pelangi.
2.       Setelah itu cara pembiusan pada salamander :
a.       Bius salamander terlebih dahulu diamkan hewan tersebut lemas atau sudah benar-benar pingsan, setelah itu bedah badan dan amati struktur salamander.
b.      Gambar struktur salamander sebelum dibedah dan sesudah dibedah














Keterangan  pada struktur salamander :
a.       Sistem pencernaan pada salamander (caudata) antar lain :
Ø  Mulut
Ø  Kerongkongan
Ø  Lambung
Ø  Usus
Ø  Keloaka
b.      Bagian dalam struktur hewan pada struktur genita salamander jantan antara lain : pestis, epiditinis, ductus wollfis

 





2.2.Analisis Data
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing. Para peneliti Kanada telah berhasil menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.

2.3.Pembahasan
Pembahasan dari hewan salamander (caudate) meliputi dari :
1.      Anatomi
Anatomi meliputi berbagai macam yaitu :
a.       Sistem Digestorium
Sistem digestorium pada salamander meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan salamander berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada salamander adalah sebagai berikut :

·         Rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
·         Esofagus berupa saluran pendek,
·         Ventrikulus (lambung) berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung salamander dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
·         Intestinum (usus) dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
·         Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
·         Kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urine.

b.      Sistem Respiratorium
Pada salamander, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, salamander bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, salamnder bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Salamander mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut: Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

c.       Sistem Nervosum
Sistem syaraf amphibia sama seperti pada ikan, pusat kegiatan otak berada ada pada bagian dorsal otak tengah.

d.      Sistem Reproduksi
Reproduksi salamander dapat berupa ovipar dan ovovivipar. Salamander berkembang biak secara internal, di mana umumnya jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung spermatofor yang nantinya akan di tampung oleh hewan betina di dalam kloaka. Kloaka salamander merupakan muara dari saluran urine, genital, dan pencernaan (urogenital). Setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur. Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki shell pelindung seperti, misalnya, telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan baik, dan itu akan mati.

2.      Habitat
Seperti yang telah di sebutkan, salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam (amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Terdapat tiga jenis habitat salamander yaitu :
a.       Air
Salamander air, hidup di air sepanjang umur mereka.
b.      Semi air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
c.       Terestrial
Salamander yang hidup di daerah terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan badan air atau lahan basah.

3.      Siklus Hidup
Paedomorphosis adalah salah satu contoh dari fenomena evolusi yang disebut dengan heterochrony. Herterochorny terkait dengan perubahan waktu dan tingkat dari proses perkembangan (terutama dalam masa embryonik) yang merubah bentuk tubuh hewan dewasanya. Hewan dewasa yang paedomorphic biasanya memiliki habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva seperti adanya insang luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi dewasanya. Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander aquatic seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa spesies paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial.

4.      Morfologi
Morfologi dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan). Dimana bagian ekstermitas dari salamander terbagi dua yaitu ekstermitas anterior (alat pergerakan bagian depan) dan ekstermitas posterior (alat pergerakan bagian belakang).

Jenis salamander dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a.       Salamander Raksasa Cina (Andrias davidianus)
Salamander Raksasa Cina (Andrias davidianus) adalah salamander terbesar di dunia yang panjangnya dapat mencapai hingga 165 cm dan merupakan spesies asli dari Cina.
Salamander ini memiliki kepala besar, mata kecil dan kulit yang gelap dan berkerut-kerut. Spesies ini hidup di aliran air dingin di pegunungan dan suka hidup di gua. Ia menyangga hidupnya dengan memakan serangga, kodok dan ikan. Fungsi mata pada salamander raksasa ini tidak terlalu baik, sehingga ia bergantung pada nodus sensoris khusus yang terletak pada dahinya untuk mendeteksi setiap pergerakan yang ada.

b.      Salamander punggung merah (Plethodon cinereus)
Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini mendiami lereng berhutan di Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga Carolina Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan dan Provinsi Maritimes di Kanada hingga Minnesota.
Hewan ini juga dikenal sebagai Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander punggung merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan banyak ditemukan dalam dua variasi.

c.       Southern Torrent Salamander (Rhyacotriton variegatus)
Torrent Selatan Salamander (Rhyacotriton variegatus) adalah spesies salamander di keluarga Rhyacotritonidae. Ini adalah endemik untuk Pacific Northwest Amerika Serikat. Yang Dewasa berukuran 1,5 - 2,4 inci (4,0-6,2 cm) dari moncong sampai ekor. Habitat alamnya adalah hutan subtropis, sungai, dan sumber air tawar.

d.      Mole Salamander (Genus ambystoma)
Mole Salamander (Genus ambystoma) adalah kelompok salamander endemik di Amerika Utara, genus hanya dalam Ambystomatidae keluarga. Kelompok itu telah menjadi terkenal karena kehadiran Axolotl (Ambystoma mexicanum), banyak digunakan dalam penelitian, dan Salamander Tiger (Ambystoma tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai hewan peliharaan.

e.       Asiatic Salamander
The Asia salamander (Keluarga Hynobiidae) adalah salamander primitif ditemukan di seluruh Asia, dan di Rusia Eropa. Mereka sangat erat terkait dengan salamander Giant (Keluarga Cryptobranchidae), dengan mana mereka membentuk subordo Cryptobranchoidea.

5.      Manfaat Salamander
mempunyai beberapa manfaat, diantaranya telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker. Salamander juga dapat di jadikan sebagai hewan peliharaan. Selain itu, di bidang pertanian salamander bermanfaat bagi pembunuh serangga kecil pada tanaman pertanian karena salamander  merupakan hewan karnivor yang mengkonsumsi serangga kecil.








BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Morfologi dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan). Setiap salamander memiliki klasifikasi yang berbeda dan ciri-ciri dari morfologinya pun memiliki perbedaan yang sedikit signifikan.

1.      Amfibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
2.      Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
3.      Morfologi dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan).
4.      Sistem digestorium salamander terdiri dari Rongga, Esofagus, Ventrikulus, Intestinum (usus), Usus tebal dan Kloaka.
5.      Habitat dari salamander yaitu air, semi air dan terestrial.





DAFTAR PUSTAKA

http://andialdiempe.blogspot.com/2014/02/makalah-salamander.html Andi Aldi Matoro Putra
Jenis-jenis salamander ( Hampton & Hampton, 1987:23)

LAMPIRANA 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar