Makalah Protozoa, zoophyte, radiata zoology invertebrata
(Tidak Bertulang Belakang)
Dosen pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN OLEH :
DEWI NURUL ASIYAH
NURIL AFDILLA
NURWATI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALPA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Makalah ini dengan tepat waktu. Kami dari Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu Makalah Protozoa, zoophyte, radiata zoology invertebrata (Tidak Bertulang Belakang).
Dalam penulisan laporan makala ini, saya ingin saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya ucapkan.
Walaikum’salam Wr.Wb
Terbanggi Besar, 26 Agustus 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Maslah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Inverteberata
Macam-macam inverteberata
Ciri-ciri inverteberata
Cara perkembangan inverteberata
Pengertian Protozoa, Zoopyta, Radiata
Ciri-ciri umumnya
Struktur tubuhnya
Habitatnya
Proses pencernaanya
Pengklasifikasiannya
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam sekitas 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan yang kemungkinan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan pertama, masih merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan.
Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulut/kerangka luar yang terbentuk dari kapur/kersik, hal ini diketahui dari fosil-fosil yang terdapt dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium + 600 juta tahun yang lalu. Spesie yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan fosil-fosil ketika pengeboran tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa organisme. Di perairan merupakan zookplankton.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Apa yang di maksud dengan inverteberata?
Macam-macam hewan inverteberata?
Bagaimana Perkembang biakan inverteberata?
Apa yang di maksud dengan protozoa, zoopyta, radiata?
Apa ciri-ciri umumnya?
Bagaimana struktur tubuhnya?
Dimanakah habitatnya?
Bagaimana proses pencernaannya?
jelaskan pengklasifikasiannya?
Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Dapat mengetahui pengertian inverteberata
Dapat mengetahui berapakah macam-macam inverteberata
Dapat mengetahui perkembangan biakan inverteberata
Dapat mengetahui pengertian protozoa, zoopyta, radiata
Dapat mengetahui ciri-ciri umumnya
Dapat mengetahui struktur tubuhnya
Dapat mengetahui habitatnya
Dapat mengetahui proses pencernaannya
Dapat mengetahui pengklasifikasiannya
BAB II
PEMBAHASAN
pengertian inverteberata
Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau kolom vertebral. Hewan tanpa notochord adalah invertebrata. Sebagian besar hewan adalah invertebrata. Istilah Invertebrata adalah bentuk awal ‘Vertebra’ yang berasal dari kata Latin. ‘Vertebra’ pada umumnya berarti sendi, arti khususnya adalah ‘sendi tulang belakang dari vertebrata’. Kata ini ditambah dengan awalan “in” berarti tidak atau tanpa, yang mengandung arti ‘mereka yang bukan veterbrae’. Invertebrata adalah kelompok yang paling beragam yang memiliki sekitar 12 juta spesies hidup. Sebagian besar hewan di bumi adalah invertebrata. Mereka adalah hewan berdarah dingin; suhu tubuh mereka tergantung pada suhu atmosfer.
macam-macam hewan inverteberata
Berikut adalah kelompok hewan yang termasuk invertebrata :
Porifera atau Sponsa (hewan berpori)
Coelenterata atau Cnidaria (hewan berongga)
Mollusca (hewan lunak)
Echinodermata (hewan berkulit duri)
Platyhelminthes (cacing pipih)
Nematelminthes (cacing gilig)
Annelida (cacing gelang)
Arthropoda (hewan berbuku-buku)
Ciri-ciri hewan inverteberata
Karakteristik umum dari invertebrata adalah sebagai berikut: Ciri utama yang memisahkan invertebrata dari organisme lain adalah tidak adanya tulang belakang dan tulang punggung.
Mereka adalah organisme multiseluler, mereka benar-benar tidak memiliki dinding sel.
Mereka tidak memiliki tulang endoskeleton keras.
Karena kurangnya sistem tulang yang kompleks, beberapa invertebrata cenderung lambat dan berukuran kecil di alam.
Karena kurangnya tulang punggung dan sistem saraf kompleks invertebrata tidak dapat menempati beberapa lingkungan, meskipun mereka ditemukan di lingkungan yang keras.
Invertebrata tinggal di seluruh dunia dalam berbagai habitat.
Tubuh dibagi menjadi tiga bagian – kepala, dada dan perut.
Mereka tidak memiliki paru-paru untuk respirasi.
Respirasi adalah melalui kulit.10 Beberapa kelompok invertebrata memiliki eksoskeleton keras dari kitin.
Kebanyakan dari mereka memiliki jaringan, dengan organisasi sel tertentu.
Kebanyakan dari mereka bereproduksi secara setsual oleh fusi gamet jantan dan betina.
Beberapa invertebrata seperti spons yang menetap, tetapi sebagian besar organisme adalah motil.
Kebanyakan invertebrata diatur dengan organisasi tubuh simetris.
Mereka tidak dapat membuat makanan sendiri, adalah heterotrof.
Cara perkembang biakan inverteberata
Dalam perkembangbiakannya,Invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut
Reproduksi Generatif
Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan dan betina. Hasil fertilisasi ini berupa zigot yang akan tumbuh menjadi individu baru yang memiliki sifat dari kedua induknya. Reproduksi secara generatif umumnya terjadi pada Invertebrata tingkat tinggi. Contoh reproduksi generatif yaitu pada cacing tanah.
Reproduksi secara seksual pada cacing tanah
Reproduksi Vegetatif
Reproduksi generative adalah reproduksi secara aseksual yang tidak melibatkan sel kelamin. Individu baru yang terbentuk berasal dari bagian anggota tubuh induk sehingga sifat dimiliki individu baru tersebut sama dengan induknya.
Contoh reproduksi vegetatif adalah fragmentasi pada planaria dan membentuk tunas (budding) pada Hydra.
Eksperimen yang menunjukkan daya regenerasi plnaria
Metagenesis Generatif dan Vegetatif
Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase generative ke fase vegeneratif. Beberapa hewan Invertebrata mengalami metagenesis dalam siklus hidupnya yang mengalami metagenesis antara lain hewan dan kelompok Coelenterata, yaitu Obelia sp. Dan Aurelia sp.
daur hidup Obelia sp
Pengertian dari protozoa, zoophyta, dan radiata
Protozoa
Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Radiata
Hewan radiata adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ectoderm dan endoderm) dan memiliki simetri radial. Kedua cabang radiata adalah Cnidaria dan Ctenophora.
Hewan radiata peringkat taksonomi yang digunakan untuk mengklasifikasikan radial simetris binatang. Istilah Radiata merupakan kesatuan dari beberapa kelompok hewan yang berbeda, beberapa di antaranya tidak membentuk monofiletik di bawah tampilan filogeni hewan. Karena ini dan masalah homoplasy peewan radiata adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ectoderm dan endoderm) dan memiliki simetri radial. Kedua cabang radiata adalah Cnidaria dan Ctenophora
ciri-ciri umumnya
Ciri-ciri umum protozoa yaitu:
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Ciri-ciri umum radiata yaitu:
Bentuk yang dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama dengan lebih dari dua bidang yang melewatinya.
Hewan dengan simetri radial biasanya menetap, mengambang bebas, atau berenang meskipun lemah.
Seperti roda, hewan ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan mengambang seperti pelampung atau melekat pada batu.
Perbedaan antara permukaan dorsal dan ventral memungkinkan ubur-ubur untuk mengapung tegak; anemon laut memegang batu dengan permukaan ventral mereka dan mengumpulkan makanan dengan permukaan dorsal khusus mereka.
Keuntungan: Arsitek dan insinyur menggunakan desain simetri radial untuk struktur seperti hidran kebakaran dan mercusuar sehingga struktur ini mudah diakses atau dilihat dari segala arah horizontal
Dimanakah habitatnya?
Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Radiata
polip (menempel) dan medusa (berenang bebas). Polip tumbuh berbentuk silindris, bagian dasar melekat, nagian mulut dikelilingi oleh tentakel, biasanya membentuk koloni. Medusa umunya berbentuk patung (mangkok ternalik), mulut terletak pada bagian bawah (manubrium) yang disekitarnya terdapat tentakel. Medusa mempunyai peran dalam reproduksi seksual dalam fertilisasi eksternal. Mempunyai jaringan otot berupa epiteliomuskuler, yang dapat berkonstraksi untuk menggerakan tentakel, emnutup rongga mulut dan bergerak bebas. Perkembangbiakkan dengan pergiliran keturunan antara vegetatif dan generatif Habitatnya di air tawar maupun di air laut. Sistem saraf difus (menyebar), dimana jaringan saraf tersebar secara radial dilengkapi dengan reseptor sederhana di permukaan tubuh. Hewan ini dapat mendeteksi dan memberikan respon terhadap rangsangan dengan merata dari segala arah.
Bagaimana proses pencernaannya?
Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
Radiata
Sistem Pencernaan Porifera
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
Cnidaria (hewan berongga).
Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yanh berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
jelaskan pengklasifikasiannya?
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
Rhizopoda
Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos = kaki) atau Sarcodina (Yunani, sarco = daging) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia (kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan, hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena strukturnya yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap.
Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental dari pada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran plasma.
Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang: Struktur tubuh Rhizopoda yang telanjang (Amoeba sp): Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya Amoeba yang akan menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sudah sesuai.
pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena membelah secara membujur/memanjang (longitudinal).
Flagellata
Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig = cambuk, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior), atau di bagian depan sel (anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Ciliata
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Makronukleus (inti besar) juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau mikronukleus bertugas mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis). Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.
Klasifikasi :
Kingdom : Protist
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliatea
Subkelas : Rhabdophorina
Ordo : Hymenostomatida
Subordo : Peniculina
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium
Spesies : P. aurelia, P. bursaria, P. caudatum, P. didium, P. stentor, P. balantidium, P. vorticella Siklus hidup paramecim
Sporozoa
Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia adalah Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Beberapa spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit dan memerlukan berbagai inang pada tahap kehidupannya. Sebagai contoh, spesies Plasmodium vivax – agen penyebab malaria – memerlukan dua inang: nyamuk Anopheles dan manusia.
Jenis-jenisnya antara lain:
Phyllum : Apicomplexa
Klas : Sporozoasida
Ordo : Eucoccidiorida
Subordo : Haemospororina
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. gallinaceum, P. junxtanuclear, P. elongatum, P. vaughini
Radiata
Radiata dibagi menjadi
Porifera (HewanBerpori)
Porifera atau bahasa llatinnya porus yang artinya pori dan fer yang artinya membawa. Porifera juga disebut spons merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannyaa dalam bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ketubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagi pemakan cairan. Habitat porifera umumnya dilautan.
Cirri-ciri morfologinyaa dalam tubuhnya berpori (ostium), tubuhnyaa simetri atau tidak beraturan meskipun ada beberapa yang simetri radial. Umumnya berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk atau tumbuhan.
Cirri anatominya antara lain memiliki tiga tipe saluran air yaitu askonoid (pori berhubungan langsung kespongeosol), sikonoid (pori dihubungkan dengan saluran bercabang dengan spongeosol), dan leukonoid (porinya banyak serta bercabang-cabang membentuk rongga-rongga kecil) serta cara pencernaannya secara intraseluler didalam koanosit dan amoebosit.
Struktur tubuh porifera dapat di lihat pada gambar berikut :
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.dimana aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas dangemmule. Gemmule disebut juga tunas internal.gemmule dihasilkan menjelang musim dingin didalam tubuh porifera yang hidup di air tawar, sedangkan aseksual dengan pembentukan gamet. Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai sponsmandi. Zatkimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagi obat penyakit kanker danp enyakit lainnya.
Coelenterata (HewanBerongga)
Coelenterata merupakan hewan berongga yang disebut sebagai gastrovaskular yang bertugas sebagai usus dan pengedar zat makanan. Hidupnya dilautan dan memiliki tentakel penyekat yang disebut nematocyst. Tentakel berfungsi menangkap mangsa dan memasukkannya kedalam mulut. Bentuk tubuhnya simetrisrdial, tidak berkepala dan dindingnya terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan gastrodermis. Bentuk tubuh coelenterate ada 2 macam yaitu berbentuk tabung (polip) dan payung (medusa). Reproduksinya secaraa seksual dimana pembentukan tunas terjadi pada polip dan seksual dimana pembentukan gamet pada medusa.
Klasifikasi coelenterate yaitu :
Hydrozoa (hewan air), bentuk tubuhnya selalu polip,terdiri dari Hydra (hidup di air tawar, hema frodit, system saraf difusi atau selsara ftersebar) dan Obelia Geniculata (hidup dilaut, bermetagenesis, hidup berkoloni).
Scyphozoa (hewan mangkuk), bentuk tubuhnya selalu medusa, alat kelaminnya terpisah. Contohnya ubur-ubur.
Anthozoa (hewan bunga), bentuknya polip, meliputi anemone laut dan karang.
Platyhelminthes (Cacing Pipih)
Platyhelminthes memiliki bentuk tubuh bulat pipih, bilateral simetris dan lunak, tidak memiliki system peredaran darah dan hemafrodit. Alat pencernaannya belum sempurna dengan satu lubang yaitu mulut. Bersifat tripoblastik dimana tubuht erdiriatasendo termeks oderm dan mesoderm.
Kelas platyhelminthes yaitu :
Tubellaria (cacingbulugetar), hidup nya di air tawar, jernih, dan mempunyai faring yang dapat dijulurkan untuk menangkap makanan. Contohnya planaria.
Trematoda (cacinghisap), merupakan hewan parasit yang memiliki alat penghisap. Contoh speciesnya dalam darah yaitu Schistostoma japonicum, Schistostoma mansoni, Schistostoma haematobium. Dalam hati yaitu Fasciola hepatica (hati kambing), Clonorchissinensis (hati manusia). Dalam ususfasciolabuski, dalam paru-paru paragonimu swestermani.
Cestoda (cacing pita), khusus sebagai parasit pada vertebrata. Cirinya tubuhnya bersegmen-segmen (proglotid), kepalanya memiliki alat penghisap, tidak memiliki mulut dan alat pencernaan. Penyerapan makanannya oleh seluruh permukaan tubuh. Contohnya ; taeniasaginata, taeniasolium. Pada umumnya platyhelminthes merugikan, karena menjadi parasit bagi manusia maupun hewan kecuali planaria yang dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan.
Nemathelminthes (Cacing Giling)
Nemathelminthes merupakan jenis cacing yang hidup bebas sebagai parasit. Tubuhnya berbentuk built panjang, tertutup lapisan lilin, tidak bersegmen, simetris bilateral. Memiliki mulut, anus tidak berkaki dan silium. Kosmopolit atau terdapat dilaut, air tawar, darat, kutub hingga tropis. Tidak memiliki jantung dan peredaran darah tetapi memiliki cairan mirip darah. Contohnya Ascarisme galocephala cacing perut pada kuda, Ascarissuilae cacing perut pada babi, Ancylosto maduodenal ecacing tambang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Hewan vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang yang struktur tubuh yang lebih sempurna dari pada invertebrata. Vertebrata memiliki tali yang mirip sum-sum tempat berkumpulnya sel-sel saraf dan menjadi perpanjangan kumpulan saraf dari otak
Hewan invertebrata yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang/pinggang.
Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Hewan radiata adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ectoderm dan endoderm) dan memiliki simetri radial. Kedua cabang radiata adalah Cnidaria dan Ctenophora.
Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan melestarikan kenanekaragaman hewan yang terdapat di Negara kita dan khususnya di lingkungan kita.
Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang keanekaragaman hewan
DAFTAR PUSTAKA
Soedjono, dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Wahono, Lili, dkk., 1994. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca Karya
Rustam, Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Hadzi, J (1963). Evolusi dari Metazoa. New York, NY, USA: The Macmillan Company. hlm. 56–57. ISBN 0080100791.
^ Cuvier, Georges (1817). Le Règne Animal Distribué Selon son Organisation, pour Servir de Base à l’Histoire Naturelle des Animaux et d’Introduction à l’Anatomie Comparée. Paris: Déterville.
^ Cavalier-Smith, T (1983). Sebuah klasifikasi 6-kerajaan dan filogeni terpadu. di Endocy biologi II. Walter De Gruyter Inc. hlm. 1027–1034. ISBN 3110086603.
^ Margulis, Lynn (1988). Lima Kingdoms: Sebuah Panduan diilustrasikan dengan Filum Kehidupan di Bumi. New York, NY, USA: W. H. FREEMAN AND COMPANY. ISBN 0716730278
Sabtu, 01 September 2018
PRAKTIKUM PENGAMATAN BENTUK ORGAN AVES
PRAKTIKUM PENGAMATAN BENTUK ORGAN AVES
Dosen pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN OLEH :
DEWI NURUL ASIYAH
1503001
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALPA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktikum ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu praktikum tentang pengamatan bentuk organ aves.
Dalam penulisan laporan ini, saya ingin saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya ucapkan.
Walaikum’salam Wr.Wb
Terbanggi Besar, 03 September 2018
Penulis
Dewi Nurul Asiyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan
Dasar Teori
Alat Dan Bahan
Cara Kerja
Pembahasan
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan praktikum pada pengamatan organ aves ialah :
Mahasiswa mampu mengenal dan mengamati bentuk organ reproduksi organ aves.
Dasar Teori
layaknya seorang bayi dalam perut induknya. Embrio anak ayam didalam telur juga mengalami perkembangan yang signimifkam dari hari ke hari. Embri di dalam telur sebagai awal mula proses kehidupan, seekor ayam ternyata memiliki keunikan pertumbun didalamnya telurnya
Alat Dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan untuk praktikum adalah :
Gunting
Sarung tangan
Masker
Jas leb
Alat bius
Suntikan
1 set alat bedah
Aves
Cara Kerja
Cara kerjanya adalah :
Siapkan alat terlebih dahulu.
Sebelum dibius amatin keadaan hewan terlebih dahulu kemudian gambar hewan terlebih dahulu sebelum melakukan pembedahan dengan memberi keterangan.
Kemudian perlakukanlah hewan dengan baik sebelum melakukan pembiusan agar tidak stres.
Dan langkah selanjutnya ambilah alat bius beserta 1 set alat bedah. kemudian lentangkan hewan pada serefrom lalu lakukan pembiusan pada hewan.
Selanjutnya biarkan hewan tersebut lemas dan tidak bergerak lagi. Lalu bentangkan kaki dan tanggan pakai jarum dan pentul.
Kemudian bedahlah bagian badan hewan dari atas sampai bawah dengan mengunakan silet bedah/gunting bedah.
Lalu lakukan pengamatan pada bagian organ dalam hewan tersebut.
Kemudian gambarlah dan catat bagian-bagian dalam organ hewan di kertas HVS.
Pembahasan
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan candling. Rongga udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting dari udara adalah O2, N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan pembuangan gas CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2 dalam ruang incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2 ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu tersebut.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan :
Penetasan adalah suatu proses untuk memperoleh bibit.Karena dengan adanya penetasan menggunakan mesin tetas akan lebih banyak diperoleh di bandingkan dierami induknya.Mungkin jika dierami oleh induknya lebih kurang 12 butir,sedangkan dengan menggunakan mesin tetas bisa memuat sebanyak 50 butir ( menurut ukuran mesin tetas tersebut).
Tahap perkembangan embrio pada ayam terdiri atas 2 fase yaitu
Fase perkembangan awal, dalam tubuh induk
Perkembangan selama masa pengeraman diluar tubuh indup.
Perkembangan embrio pada hari ketiga pengeraman, pertumbuhannya meliputi tahap-tahap berikut:
Morulasi
Blastulasi
Gastrulasi
Ketentuan bagi sebutir telur untuk ditetaskan adalah:
Telur yang dihasil kan oleh betina yang telah dibuahi
Permukaan kulit telur licin dan rata
Kerabang telur tidak terlalu tebal dan tipis
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan waktu penetasan adalah sebagai berikut:
Nisbah kelamin
Temperatur selama penetasan
Kelembaban selama penetasan
Penyediaan udara selama penetasa
Posisi telur pada rak telur penetasan
DAFTAR PUSTAKA
Ham, Arthur Worth.(1957).HISTOLOY.J.B. Lippincott Company: USA
Kimball, john W.(1983). BIOLOGI edisi ke-5 jilid 2. Penerbit Erlangga : Jakarta
Adaningrum, Dewi. 2010. Embriologi Ayam. Tarsito: Bandung.
Luis Carlos Junquiera, Jose Carneiro. HISTOLOGI DASAR: Text&Atlas. EGC;2007 Sastrawinata, Sulaiman1983.Obsetri Fisiologi.Percetakan Penerbitan ELEMAN : Bandung.
Adnan. 2004. Perkembangan Hewan. Makassar:UNM Press
LAMPIRAN
Ket : saat melakukan pengamatan
Ket : sudah membuka cangkang telur
Kamis, 07 Juni 2018
PRAKTIKUM SALAMANDER (CAUDATA)
LAPORAN
PRAKTIKUM SALAMNDER (CAUDATA)
Dosen
pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
DISUSUN
OLEH :
DEWI
NURUL ASIYAH
1503001
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS
PALPA
2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan
Laporan Praktikum ini dengan tepat waktu. Saya yang bernama Dewi Nurul Asiyah
Prody Biologi ingin menyampaikan rasa terima kasih oleh dosen saya Ibu Hesty
Wahyuningsih S.Pd M.pd telah memberikan materi pembelajaran oleh saya yaitu
praktikum tentang Penelitian Struktur Hewan Salamander (Caudata).
Dalam penulisan laporan ini, saya ingin
saudara yang membaca memberikan kritik dan saran oleh saya guna untuk membantu
memperbaiki pada penulisan makalah saya. Dan saya menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan-nya. Terima kasih saya
ucapkan.
Walaikum’salam
Wr.Wb
Terbanggi Besar, 04
Juni 2018
Penulis
Dewi Nurul Asiyah
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
1.2.Dasar
Teori
1.3.
Alat Dan Bahan
1.4.
Cara Kerja
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Hasil
Pengamatan
2.2.Analisis
Data
2.3.Pembahasan
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Tujuan
praktikum salamander adalah Untuk mengetahui struktur, morfologi, dan anatomi
Salamander (Caudata) :
1. Tubuh
Salamander (Caudata) terbagi menjadi
tiga yaitu : kepala, badan, dan ekor.
2. Sistem
pencernaan pada Salamander.
3. Sistem
respirasi pada Salamander.
4. Sistem
ekskresi Salamander.
5. Sistem
genitalia Salamander Jantan.
1.2.Dasar
Teori
Amfibi merupakan hewan
dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu
hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi
yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di
antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan
reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat
mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan
kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Salamander adalah hewan vertebrata yang
hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang
berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor,
makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil,
maupun cacing. Para peneliti Kanada telah berhasil menemukan Frogmander
(berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.
1.3.Alat
Dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum
adalah :
1. Papan
bedah
2. Bak
preparat
3. Pigset
4. Pisau
5. Gunting
bedah
6. Jarum
penusuk (1 set alat bedah)
7. Kamera
Bahan
yang digunakannya adalah :
1. Salamander
(Caudata)
2. Air
kran
3. Kloroform/formalin/bius
hean
4. Tissue
1.4.Cara
Kerja
Cara
kerja praktikum salamander (Caudata)
ini adalah :
1. Gunakan
perlengkapan praktikum seperti jas laboratorim, sarung tangan, masker.
2. Timbang
berat tubuh salamander dan catat hasilnya.
3. Amati
kondisi salamander sebelum dilakukan pembedahan.
4. Salamander
dimasukan ke larutan eter/suntikkan obat bius 1 ampul kebagian tubuh salamander
dan dibiarkan sampai lemas,
5. Setelah
mati/lemas salamander dibedah, pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan
lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian kearah depan melewati kaki
depan sampai ketengah rahang atas.
6. Hemipenis
kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor.
7. Bagian
bagian rongga mulut dapatb diketahui dengan cara menggunting kedua sudut mulut
lebar -lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah, maka bagian
dalam akan kelihatan.
8. Bagian-bagian
dalam tubuh reptil diamati dan digambar serta diberi keterangan gambar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan dari praktikum
salamander (caudata) adalah :
1. Tubuh
salamander terbagi menjadi 3 yaitu badan, ekor, dan kepala.
Sebelum
di belah amati kondisi salamander terlebih dahulu dari bagian kepala-ekor :
a. Dari
pengamatan bagian kepala, kepala salamander sehat.
b. Bagian tubuh salamander, kulit salamander
halus, licin, warna coklat kehijauan, garis tubuh hitam, kehijauan, coklat dan
kuning keemasan seperti pelangi.
2. Setelah itu cara pembiusan pada salamander :
a. Bius
salamander terlebih dahulu diamkan hewan tersebut lemas atau sudah benar-benar
pingsan, setelah itu bedah badan dan amati struktur salamander.
b. Gambar
struktur salamander sebelum dibedah dan sesudah dibedah
Keterangan pada struktur salamander :
a. Sistem
pencernaan pada salamander (caudata) antar
lain :
Ø Mulut
Ø Kerongkongan
Ø Lambung
Ø Usus
Ø Keloaka
b. Bagian
dalam struktur hewan pada struktur genita salamander jantan antara lain :
pestis, epiditinis, ductus wollfis
2.2.Analisis Data
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di
darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki
(Caudata/Urodela). Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata
kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing. Para peneliti
Kanada telah berhasil menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan
Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.
2.3.Pembahasan
Pembahasan
dari hewan salamander (caudate)
meliputi dari :
1. Anatomi
Anatomi meliputi berbagai macam yaitu :
a. Sistem
Digestorium
Sistem digestorium pada salamander
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan salamander berupa
hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada
salamander adalah sebagai berikut :
·
Rongga mulut terdapat gigi berbentuk
kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
·
Esofagus berupa saluran pendek,
·
Ventrikulus (lambung) berbentuk kantung
yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung salamander dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
·
Intestinum (usus) dapat dibedakan atas
usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum,
tetapi belum jelas batas-batasnya.
·
Usus tebal berakhir pada rektum dan
menuju kloaka, dan
·
Kloaka merupakan muara bersama antara
saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urine.
b. Sistem
Respiratorium
Pada salamander,
oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Selaput rongga
mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan
faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, salamander bernapas pula dengan
kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang
masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru
lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut dan kulit, salamnder bernapas juga dengan paruparu
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Salamander mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah.
Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung
sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme
inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase
inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme
inspirasi adalah sebagai berikut: Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga
rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke
paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen
diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya,
karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai
berikut: Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam
paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup
dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga
rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya
karbon dioksida keluar.
c. Sistem
Nervosum
Sistem syaraf amphibia sama seperti pada
ikan, pusat kegiatan otak berada ada pada bagian dorsal otak tengah.
d. Sistem
Reproduksi
Reproduksi salamander dapat berupa
ovipar dan ovovivipar. Salamander berkembang biak secara internal, di mana
umumnya jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung spermatofor yang
nantinya akan di tampung oleh hewan betina di dalam kloaka. Kloaka salamander
merupakan muara dari saluran urine, genital, dan pencernaan (urogenital).
Setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur.
Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti
semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki shell pelindung
seperti, misalnya, telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap
polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan
sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan
baik, dan itu akan mati.
2. Habitat
Seperti yang telah di sebutkan,
salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam (amphibi) yang tergolong
ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Terdapat
tiga jenis habitat salamander yaitu :
a. Air
Salamander air, hidup di air sepanjang
umur mereka.
b. Semi
air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini
lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin
untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
c. Terestrial
Salamander yang hidup di daerah
terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam
air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan badan air atau lahan basah.
3. Siklus
Hidup
Paedomorphosis adalah salah satu contoh
dari fenomena evolusi yang disebut dengan heterochrony. Herterochorny terkait
dengan perubahan waktu dan tingkat dari proses perkembangan (terutama dalam
masa embryonik) yang merubah bentuk tubuh hewan dewasanya. Hewan dewasa yang
paedomorphic biasanya memiliki habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva
seperti adanya insang luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi
dewasanya. Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander
aquatic seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa
spesies paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial.
4. Morfologi
Morfologi dari salamander terdiri dari 4
bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat
pergerakan). Dimana bagian ekstermitas dari salamander terbagi dua yaitu
ekstermitas anterior (alat pergerakan bagian depan) dan ekstermitas posterior
(alat pergerakan bagian belakang).
Jenis salamander dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a. Salamander
Raksasa Cina (Andrias davidianus)
Salamander Raksasa Cina (Andrias
davidianus) adalah salamander terbesar di dunia yang panjangnya dapat mencapai
hingga 165 cm dan merupakan spesies asli dari Cina.
Salamander ini memiliki kepala besar,
mata kecil dan kulit yang gelap dan berkerut-kerut. Spesies ini hidup di aliran
air dingin di pegunungan dan suka hidup di gua. Ia menyangga hidupnya dengan
memakan serangga, kodok dan ikan. Fungsi mata pada salamander raksasa ini tidak
terlalu baik, sehingga ia bergantung pada nodus sensoris khusus yang terletak
pada dahinya untuk mendeteksi setiap pergerakan yang ada.
b. Salamander
punggung merah (Plethodon cinereus)
Salamander punggung merah (Plethodon
cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini mendiami lereng berhutan di
Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga
Carolina Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan dan Provinsi Maritimes di
Kanada hingga Minnesota.
Hewan ini juga dikenal sebagai
Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander punggung
merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan banyak
ditemukan dalam dua variasi.
c. Southern
Torrent Salamander (Rhyacotriton variegatus)
Torrent Selatan Salamander (Rhyacotriton
variegatus) adalah spesies salamander di keluarga Rhyacotritonidae. Ini adalah
endemik untuk Pacific Northwest Amerika Serikat. Yang Dewasa berukuran 1,5 -
2,4 inci (4,0-6,2 cm) dari moncong sampai ekor. Habitat alamnya adalah hutan
subtropis, sungai, dan sumber air tawar.
d. Mole
Salamander (Genus ambystoma)
Mole Salamander (Genus ambystoma) adalah
kelompok salamander endemik di Amerika Utara, genus hanya dalam Ambystomatidae
keluarga. Kelompok itu telah menjadi terkenal karena kehadiran Axolotl
(Ambystoma mexicanum), banyak digunakan dalam penelitian, dan Salamander Tiger
(Ambystoma tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara,
dan sering dijual sebagai hewan peliharaan.
e. Asiatic
Salamander
The Asia salamander (Keluarga
Hynobiidae) adalah salamander primitif ditemukan di seluruh Asia, dan di Rusia
Eropa. Mereka sangat erat terkait dengan salamander Giant (Keluarga
Cryptobranchidae), dengan mana mereka membentuk subordo Cryptobranchoidea.
5. Manfaat
Salamander
mempunyai beberapa manfaat, diantaranya
telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker. Salamander juga dapat di
jadikan sebagai hewan peliharaan. Selain itu, di bidang pertanian salamander
bermanfaat bagi pembunuh serangga kecil pada tanaman pertanian karena
salamander merupakan hewan karnivor yang
mengkonsumsi serangga kecil.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Morfologi
dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan),
Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan). Setiap salamander memiliki
klasifikasi yang berbeda dan ciri-ciri dari morfologinya pun memiliki perbedaan
yang sedikit signifikan.
1. Amfibi
merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
2. Salamander
adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong
ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
3. Morfologi
dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus (Badan),
Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan).
4. Sistem
digestorium salamander terdiri dari Rongga, Esofagus, Ventrikulus, Intestinum
(usus), Usus tebal dan Kloaka.
5. Habitat
dari salamander yaitu air, semi air dan terestrial.
DAFTAR
PUSTAKA
http://andialdiempe.blogspot.com/2014/02/makalah-salamander.html
Andi Aldi Matoro Putra
Jenis-jenis salamander
( Hampton & Hampton, 1987:23)
Langganan:
Postingan (Atom)