MAKALAH NEWRON
SISTEM SARAF RESEPTOR DAN EFEKTOR HEWAN
(FISIOLOGI
HEWAN)
Di susun oleh :
Dewi nurul asiyah
1503001
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS PALAPA
LAMPUNG TENGAH
2017
Kata pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan Rahmat-Nyalah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Fisiologi Hewan “Newron Sistem Saraf Reseptor Dan Efektor” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca atau ibu bapak dosen
untuk memberikan keritikan atau masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Terbanggi besar, 10 april 2017
Daftar isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAH
1.1. Latar
Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Newron Dan Fungsi Sistem Saraf
2.2. Fisiologi Saraf
2.3. Sistem Saraf Pusat Hewan
2.4.
Sistem Saraf Pada Hewan Verteberata Dan Averteberata
2.5.
Komponen Penyusunan Sistem Saraf
2.6. Perpindahan Impuls Melintasi Sinaps Organisasi
Sistem Saraf
2.7. Sistem Saraf Pada Unisel Atau Bersel Satu
2.8. Sel Saraf Pada Tubuh Hewan
2.9. Pengertian Reseptor Dan Evektor Hewan
2.9. Hubungan Antara Reseptor Dan Evektor hewan
BAB
III PENUTUP
A. kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem saraf adalah suatu jalinan-jalinan
saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang
lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga
mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan
saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah
berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya
dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas
tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi,
iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Agar
organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh
sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas tentang newron sistem saraf reseptor dan efektor hewan .
Sedangkan
Reseptor atau atau disebut juga penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Organ indra kita
adalah reseptor (penerima rangsang). Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensori
yang peka terhadap rangsang tertentu. Rangsangan yang di terima di teruskan melalui
serabut sraf sebagai impuls saraf. Sedangkan efektor merupakan struktur yang melaksanakan
aksi sebagai jawaban terhadap impuls yang datang padanya. Efektor yang penting pada
hewan adalah otot dan kelenjar.
1.2.
Rumusan Masalah
1)
Menjelaskan pengertian newron dan fungsi sistem saraf?
2)
Menjelaskan makna fisiologi hewan?
3)
Menjelaskan 2 sistem saraf pusat pada hewan?
4)
Contoh sistem saraf pada hewan Vertebrata dan Avertebrata?
5)
Menjelaskan 3 komponen penyusunan sistem saraf pada hewan?
6)
Menjelaskan perpindahan implus melintasi sinaps organ sistem pada
saraf?
7)
Menjelaskan sistem saraf pada unisel bersel satu?
8)
Apa saja sel saraf yang terdapat dalam tubuh hewan?
9)
Apa yang dimaksud dengan reseptor dan efektor hewan?
10) Hubungan antara reseptor dan efektor hewan?
1.3.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan maklah ini yaitu, untuk mengetahui:
1)
Untuk mengetahui apa itu pengertian newron dan fungsi sistem saraf
2)
Untuk mengetahui makna fisiologi hewan
3)
Untuk mengetahui 2 sistem saraf pusat hewan
4)
Untuk mengetahui Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata dan Avertebrata
5)
Untuk mengetahui 3 komponen penyusunan sistem saraf pada hewan
6)
Untuk mengetahui penjelasan perpindahan impuls melintasi sinaps dan
organisasi sistem saraf
7)
Untuk mengetahui sistem saraf pada unisel bersel satu
8)
Untuk sel saraf yang terdapat dalam tubuh hewan
9)
Untuk mengetahui apa itu reseptor dan efektor pada hewan
10) Untuk mengetahui hubungan reseptor dan efektor
pada hewan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Newron dan fungsi sistem saraf
Neuron
adalah sel yang sungguh-sungguh menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi
sistem saraf.
Sistem saraf adalah sistem organ pada
hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang
saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit
dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan
kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Pada
tingkatan paling sederhana,
fungsi sistem saraf adalah untuk
mengirimkan sinyal dari 1 sel ke sel lain, atau dari 1 bagian tubuh ke bagian
tubuh lain. Sistem saraf rawan terhadap malfungsi dalam berbagai cara, sebagai
hasil cacat genetik, kerusakan fisik akibat trauma atau racun, infeksi, atau
sederhananya penuaan. Kekhususan penelitian medis di bidang neurologi
mempelajari penyebab malfungsi sistem saraf, dan mencari intervensi yang dapat
mencegahnya atau memperbaikinya. Dalam sistem saraf perifer/tepi (SST), masalah
yang paling sering terjadi adalah kegagalan konduksi saraf, yang mana dapat
disebabkan oleh berbagai macam penyebab termasuk neuropati diabetik dan
kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan sklerosis lateral amiotrofik .
2.2. Fisiologi Saraf
Makna Fisiologi Saraf Telah disebutkan bahwa
sistem sel saraf adalah sel saraf yang berfungsi untuk menjalarkan rasangan. Pada
keadaan istilah, sel saraf dikatakan berada dalam keadaan polar, yaitu keadaan sedang
tidak menjalarkan ransangan. Keadaan polar ini ditadai dengan adanya muatan yang
lebih negatif disisi dalam membran dan lebih positif di sisi luar membran. Dalam
keadaan semacam itu, membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion natrium
(Na+) dan permeabel terhadap ion kalium (K+).
Besarnya potensial membran yang diukur saat
sel dalam keadaan istirahat perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh adanya
distribusi ion natriun dan kalium yang tidak seimbang di antara kedua sisi membran
sel saraf.
2.3.
Sistem Saraf Pusat Hewan
Ada 2 sistem saraf pusat pada hewan yaitu :
1. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari :
1). Otak
merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan.
Otak terletak di rongga tengkorak dan
dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling
luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut
arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang
berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi
pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus.
Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar ( cerebrum), otak
kecil ( cerebellum ) dan sumsum lanjutan.
a)
Otak besar (cerebrum), Otak besar memiliki permukaan yang
berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh
sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar
terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi
badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut
saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang
disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.
b)
Otak Kecil (Cerebellum), Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian
belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan
kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol .
Terbagi menjadi dua lapis sama seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna
kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur
keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.
c)
Sumsum lanjutan, Sumsum lanjutan (medula Oblongata) terbagi menjadi dua
lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna kelabu karena banyak mengandung badan
sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi neurit (akson).
Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh
darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain
yang tidak disadari.
2). Sumsum
tulang belakang (medulla spinalis),
Sumsum tulang belakang terdapat
memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher
sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh
selaput meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian
luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung akson (neurit)
dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi
grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf.
Sumsum
tulang belakang berfungsi untuk :
a)
menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b)
memberi kemungkinan jalan
terpendek gerak refleks.
2. Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari :
1). Sistem
saraf somatis,
Sistem saraf somatis disebut juga
dengan sistem saraf sadar Proses yang dipengaruhi saraf sadar, Sistem saraf
somatis terdiri atas :
a)
Saraf otak (saraf cranial) , saraf otak terdapat pada bagian kepala
yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak.
Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
b)
Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) , saraf sumsum tulang
belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk
meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.
2). Sistem
saraf autonom (tak sadar)
Sistem saraf autonom merupakan bagian
dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti
otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut
fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu :
a)
Sistem saraf simpatik
b)
Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja
suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda.
Fungsi
dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
1.
Mempercepat denyut jantung.
2.
Memperlebar pembuluh darah.
3.
Memperlebar bronkus.
4.
Mempertinggi tekanan darah.
5.
Memperlambat gerak peristaltis.
6.
Memperlebar pupil.
7.
Menghambat sekresi empedu.
8.
Menurunkan sekresi ludah.
9.
Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem
saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada system
saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
Sedangkan sistem saraf pada hewan itu terdiri
dari 2 yaitu vertebrata dan avertebrata.
2.4.
Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan
Avertebrata)
2.3.1. Sistem
Saraf pada Vertebrata
Ada beberapa contoh sistem saraf pada
vertebrata yaitu :
1. Mamalia
Bagian-bagian otak hewan mamali terdiri
atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik.
Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
(sumsum spinal) .Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena
pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih
menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa.
Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan indra pendengar kucing,
indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium anjing yang
sangat tajam.
2. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem
saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang
berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas
tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak
belakang, dan sumsum lanjutan.
Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan
kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak
menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia. Otak
tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk
gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan
otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf lebih
banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat
keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.
3. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius yang
mer&pakan pusat pencium berkembang
dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.
Perkembangan
otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi kurang
berkembang dengan baik sehingga menyebabkan indra penglihat reptilia kurang
tajam.
4. Amfibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah
katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan
sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan
serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk
suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk
oval.
Ujung
depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup
baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus) . Otak kecil
berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang
berkembang dengan baik.
5. Ikan
Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan, otak tengah, otak kecil,
dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi térdiri atas serabut saraf otak dan
serabut saraf dari sumsum tulang belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf
pencium dan hidung, sedangkan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihat.
Kedua
bagian tersebut kurang berkembang dengan baik sehingga indra pencium dan
penglihat ikan kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang
paling baik adalah otak kecil. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan
dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika berenang. Keberadaan pusat
keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan dapat bergerak cepàt
dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.
2.3.2. Sistem Saraf pada Avertebrata
Ada
beberapa contoh sistem saraf pada averteberata yaitu :
1. Cacing
Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf
berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang
atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk
simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau
ganglia (jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa
dua buab ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat
seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf
bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat
menjangkau seluruh bagian tubuh.
Cacing
tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah
kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan
sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion
kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran pencernaan.
Di
antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf
penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan
terdapat satu buah saraf penghubung.
Selanjutnya,
pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus.
Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan
tubuh cacing tanah.
2. Serangga
Salah satu contoh serangga adalah belalang.
Hewan tersebut memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf
cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion
bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.
Ganglion
kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala
sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata
dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan
ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di
sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan
dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.
Demikian
juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain
dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan
membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga
ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh
terdapat ujung-ujung saraf.
3. Ubur-Ubur dan Hydra sp.
Ubur-ubur dan Hydra sp. belum memiliki
sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. menyebar secara merata
keseluruh tubuh dan berhubungan satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.
Sel-sel
saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir
pada permukaan tubuh. Hubungan sel-sel saraf dan otot memungkinkan hewan
tersebut memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh, seperti
sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.
4. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya
Amoeba sp . dan Paramaeciurn sp. tidak memiliki sistem saraf. Akan tetapi,
hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang. Ingat,
salah satu cirimakhluk hidup adalah iritabilitas.
Apabila
Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh.
Sebaliknya, apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak
mendekat. Paramaecium sp. sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut
saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia) . Serabut saraf tersebut
berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan hewan
berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.
2.5. Komponen Penyusunan Sistem Saraf
Komponen penyusunn sistem saraf hewan
dibagi menjadi 3 yaitu :
1)
Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis
maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut
eferen. Serabut campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan
sensorik.
2)
Pleksus merupakan jaringa serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus
dapat ditemukan adanya badan sel saraf, meskipun tidak selalu. Pleksus dapat
ditemukan pada coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan
tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat.
3)
Ganglia yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat
dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan
sel saraf serta serabut saraf.
2.6. Perpindahan
Impuls Melintasi Sinaps Dan Organisasi Sistem Saraf
Impuls
dapat menjalar atau menyebar dari tempat awal pembentukannya hingga ke ujung
akson, bahkan menyebar ke sel saraf lain, sel otot, sel kelenjar. Impuls yang
menjalar dari suatu sel saraf ke sel yang lain pasti melintas senaps.
Sapins
merupakan tempat pertemuan antara akson dari suatu sel saraf dengan sel saraf
lainnya atau dengan sel. Kemudian menjadi transmisi sinaptik.
Transmisi sinaptik terbagi menjadi dua
yaitu : transmisi elektrik (pada sinaps elektrik), transmisi kimia (pada sinaps
kimiawi).
1)
Transmisi elektrik merupakan Penjalaran impuls dengan cara konduksi
langsung pada sinaps yang memiliki celah sempit. Sinaps yang bekerjadengan cara
transmisi elektrik disebut sinaps elektrik. Pada invertebrata (misalnya
Artropoda dan Annelida) dan vertebrata (ikan).Pada ikan, sinaps elektrik
berperan penting dalam proses melarikan diri.
2)
Transmisi kimiawi merupakan Penjalaran impuls dengan bantuan
neurotransmiterpada sinaps yang memiliki celah lebar. Sinaps yang bekerjadengan
cara transmisi kimia disebut sinaps kimia.
Dan Organisasi sistem saraf yaitu merupakan
salah satu kamponen sistem koordinasi pada tubuh hewan. Sistem saraf dapat
dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Organisasi sistem
saraf pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan tubuh
masing-masing hewan.
Pada
tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas
sebuah neuron dengan dendrit dan akson. Dendrit berfungsi sebagai reseptor dan
ujung akson membentuk sinapsdengan berupa jenis sel efektor (antara lain sel
otot).
2.7. Sistem Saraf Pada Unisel Atau Bersel Satu
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem
saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf.
Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap
stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel
tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak
mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan
sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri
terhadap linngkungannya.
2.8. Sel
Saraf Yang Terdapat Dalam Tubuh
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
1)
Badan sel, Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel
saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
2)
Dendri, Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3)
Akson, Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi
untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh
sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah
luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel
saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor,
dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1)
Sel saraf sensori, Fungsi adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet)
2)
Sel saraf motor, Fungsi adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat
ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
3)
Sel saraf intermediet, disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf
motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang
ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Berdasarkan jumlah ulurannya atau strukturnya,
newron dibedakan menjadi:
1.
Neuron unipolar, memiliki satu prosesus tunggal. Terdapat pada embrio
dan dalam fotoreseptor mata.
2.
Neuron bipolar, mempunyai dua uluran yaitu akson dan dendrit. Badan
selnya berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron
macam ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori
(hidung).
3.
Neuron multipolar, mempunyai satu dan beberapa dendrit. Penyebaran
meuron multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan
neuron unipolar atau bipolar. Neuron motorik yang keluar dari sum-sum tulang
belakang semuanya adalah neuron multipolar.
2.9. Pengertian
Reseptor Dan Efektor Hewan
Reseptor adalah bagian dari system syaraf yang
berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang
diterimanya menjadi implus sensoris. Sedangkan efektor adalah alat penghasil tanggap
yang tanggapanya dapat dilihat ( garak tubuh ) dan tidak dapat terlihat ( skresi
hormon ) kemudian yang dihasilkan dari tanggapan tersebut tergantung dari jenis
rangsang dan efektornya.
Berdasarkan
strukturnya, reseptor di bagi menjadi dua yaitu:
a) Reseptor saraf, Merupakan reseptor
saraf yang paling sederhana, yang hanya berupa ujung dendrite dari suatu sel saraf
(tidak memiliki selubung mielin), dapat di temukan pada reseptor nyeri nosiseptor
Reseptor nonsaraf, Merupakan struktur saraf yang lebih rumit dapat di temukan dalam
organ pendengaran vertebrata (berupa sel rambut) dan pada organ penglihatan (berupa
sel batang dan kerucut). Reseptor ini merupakan resepptor khusus dan bukan reseptor
saraf.
Reseptor
berdasarkan jenis rangsang yaitu :
1)
Kemoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa bahan kimia. Contoh: bau.
2)
Mekanoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa deformasi mekanik. Contoh: sentuhan dan suara.
3)
Termoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa suhu (baik itu suhu panas maupun suhu dingin). Contoh: ketika terkena
api dan memegang es.
4)
Fotoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa cahaya. Contoh: cahaya matahari.
5)
Elektroreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa listrik. Misalnya dimiliki oleh hewan aqutik, yaitu belut listrik.
Digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
6)
Magnetoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa medan magnet. Contoh: medan magnet bumi (navigasi arah utara dan
selatan), misalnya dimiliki oleh lebah madu yang digunakan untuk menemukan
makanan.
Sedangkan
pada efektor hewan terdapat tiga jenis sistem rangka, yaitu:
1)
Rangka hidrostatik, merupakan rangka yang terdapat pada invertebrata
yang bertubuh lunak (contoh: annelida). Fungsinya mirip dengan gerakan ameboid.
2)
Rangka luar, merupakan rangka yang terdapat di luar tubuh. (contoh:
Moluska dan Artropoda). Fungsinya melindungi diri dan pelekatan otot.
3)
Rangka dalam, merupakan rangka yang terdapat di dalam tubuh (contoh:
vertebrata). Pada invertebrata rangka mengandung berbagai garam kalsium dan
fungsi sama dengan hewan lain.
Tanggapan
perubahan warna pada hewan berfungsi untuk menyamar, komunikasi kawin, dan
pertahanan diri. Zat yang berperanadalah kromatofor, yaitu sel yang mengandung
pigmen.
2.9. Hubungan Antara Reseptor Dan Efektor Hewan
Ada
3 hubungan antara reseptor dan efektor pada hewan yaitu :
1.
Dalam system syaraf reseptor biasanya berhubungan dangan sayaraf
sensorik (afferent), sedangkan efektor erat hubungan dengan syraf motorik
(efferent).
2.
Reseptor bertugas sebagai transduser (pengubah energy): mengeubah
energy dari bentuk tertentuk ke bentuk yang lain.
3.
Pada reseptor semua energy dalam bentuk apapun akan segera diubah
menjadi energy listrik, yang selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrokimia
sehingga timbul potensial aksiaksi .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
makalah di atas Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan
involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses
fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling
penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan
vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan.
Sedangkan Reseptor adalah bagian dari system
syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai pengubah
rangsangan yang diterimanya menjadi implus sensoris. Reseptor dapat dibagi menjadi
3 yaitu: berdasarkan struktur, berdasarkan jenis rangsangan yang dapat diterimanya,
dan berdasarkan lokasi sumber rangsang yang dapat diterimanya. Dan efektornya adalah
alat penghasil tanggap yang tanggapanya dapat dilihat ( garak tubuh ) dan tidak
dapat terlihat ( skresi hormon ) kemudian yang dihasilkan dari tanggapan tersebut
tergantung dari jenis rangsang dan efektornya. Dan ada 3 hubungan antara
reseptor dan efektor pada hewan tersebut.
B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah tersebut
ada kesalahan ataupun masih banyak kekurangan yang cukup banyak. mohon dengan
dimakluminnya atas pembuatan makalah saya ini . karena masih dalam pembelajar
dan dalam bimbingan dosen.
DAFTAR PUSTAKA
otowidjoyo, M. Zoologi Dasar .1989.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Jasin, Maskoeri . 1991. Zoologi Vertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya.
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima . Erlangga : Jakarta.
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar