Sabtu, 05 Mei 2018

jurnal gambar histologik ginjal hewan coba postmortem (struktur hewan)



Jurnal Penelitian Stkip
                                                                                                          20 April
GAMBARAN HISTOLOGIK GINJAL HEWAN COBA POSTMORTEM

Dewi Nurul Asiyah
Jurusan Biologi
                                                                                                                                         Maret 2018 
Abstrak: Penentuan saat kematian sangat penting dalam penyelidikan medikolegal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksperimental dengan menggunakan satu ekor babi lokal sebagai obyek penelitian. Sampel diambil dari ginjal kanan dan kiri pada beberapa interval waktu; 0 menit; 15 menit; 30 menit; 45 menit; 60 menit; 12 jam; dan 24 jam postmortem. Hasil penelitian memperlihatkan degenerasi hidropik pada sebagian kecil tubuli proksimal 30 menit postmortem yang meluas setelah 45 menit disertai penyempitan kavum Bowman; pelebaran kavum Bowman, nekrosis glomeruli dan tubuli proksimal, lumen sebagian kecil tubuli distal ireguler 60 menit postmortem; nekrosis tubuli distal 12 jam postmortem; dan nekrosis hampir seluruh struktur-struktur tersebut 24 jam postmortem. Simpulan: Degenerasi hidropik tubuli proksimal merupakan perubahan histologik yang paling dini yaitu 30 menit postmortem, disusul oleh tanda-tanda nekrosis pada sebagian kecil glomeruli dan  tubuli proksimal serta nekrosis tubuli distal yang meluas setelah 24 jam postmortem. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermakna untuk kepentingan medikolegal, terutama dalam perkiraan saat kematian dini.
Kata kunci: saat kematian, perubahan histologik, ginjal
                                                                                                                                         Maret 2018  
Mati ialah berhentinya semua fungsi vital tubuh secara permanen. Untuk kepentingan aspek medikolegal maka digunakan definisi mati sebagai berhentinya semua fungsi otak, sistem respirasi, dan sistem sirkulasi secara spontan tanpa bisa pulih kembali.1
Kematian sel terjadi segera setelah kematian somatis. Sel merupakan satuan terkecil yang membentuk struktur makhluk hidup Perubahan histologik sel-sel mati dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk memperkirakan lama waktu kematian de-ngan mengacu pada waktu yang dibutuhkan sel normal sampai menjadi lisis.2,3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksperimental yang dilakukan di Bagian Anatomi-Histologi dan Animal House Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, serta Pusat Diagnostik Patologi Anatomi Manado mulai 30 Maret 2018 sampai dengan Januari 2019. Hewan coba yang digunakan ialah satu ekor babi dengan berat 20 kg.

PROSEDUR PENELITIAN
Hewan coba dimatikan dengan ditusuk tepat pada jantungnya. Setelah hewan coba berhenti bernapas, dicatat waktu kematian. Dilakukan pengambilan sampel ginjal kiri dan kanan dengan beberapa interval wakatu: 0 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 12 jam, dan 24 jam. Prosedur yang digunakan ialah sebagai berikut:Insisi dilakukan pada garis tengah abdomen. Irisan diperdalam secara tumpul menggunakan klem sampai teraba kapsul ginjal. Kapsul ginjal dilepaskan, ginjal dibelah dua pada garis medial. Potongan jaringan ginjal sebesar 2x2x2 cm3 diambil di atas piala ginjal. Setiap sampel difiksasi dengan formalin 10% dan disiapkan untuk pembuatan sediaan histologik. Setiap sediaan diidentifikasi, dan dikonfirmasikan juga dengan dokter patologi anatomi.

HASIL PENELITIAN

Gambaran histologik ginjal babi diambil pada beberapa interval waktu. Gambaran histologik ginjal babi 0 menit postmortem (40x) menunjukkan glomeruli (kapsul dan kavum Bowman), serta tubuli proksimal dan distal yang tampak normal (Gambar 1, Tabel 1).
Gambaran mikroskopik ginjal babi 15 menit postmortem (40x) menunjukkan glomeruli (kapsul dan kavum Bowman), tubuli proksimal, dan tubuli distal masih tampak normal (Tabel 1).

 
Gambar 1. 0 menit postmortem (40x).
Gambaran mikroskopik ginjal babi 30 menit postmortem (40x) menunjukkan, glomeruli (kapsul dan kavum Bowman) dan tubuli distal masih tampak normal, sedangkan sel-sel tubuli proksimal mulai mengalami degenerasi hidropik (Gambar 2, Tabel 1).


Gambar 2. 30 menit postmortem (40x).

Gambaran mikroskopik ginjal babi 45 menit postmortem (40x) menunjukkan, kapsul Bowman sudah tidak jelas lagi, penyempitan kavum Bowman, sel-sel tubuli proksimal dengan degenerasi hidropik, dan lumen sebagian kecil tubuli distal tampak ireguler (Gambar 3, Tabel 1).

 
Gambar 3. 45 menit postmortem (40x).

Gambaran mikroskopik ginjal babi 60 menit postmortem (40x) menunjukkan sebagian glomeruli mulai nekrosis disertai pelebaran kavum Bowman, degenerasi hidropik sel-sel tubuli proksimal masih tampak tetapi sebagian kecil tubuli proksimal mulai mengalami nekrosis, serta lumen sebagian tubuli distal tampak ireguler (Gambar 4, Tabel 1).

 

Gambar 4. 60 menit postmortem (40x).

Gambaran mikroskopik ginjal babi 12 jam (720 menit) postmortem (40x) menunjukkan, sebagian besar glomeruli dan tubuli proksimal telah nekrosis, dan lumen tubuli distal yang ireguler disertai nekrosis sel-sel tubuli (Gambar 5, Tabel 1).

 


Gambar 5. 12 jam postmortem (40x).
Gambaran mikroskopik ginjal babi 24 jam (1440 menit) postmortem (40x) menunjukkan hampir seluruh glomeruli, tubuli proksimal, dan tubuli distal telah nekrosis (Gambar 6, Tabel 1).

 
Gambar 6. 24 jam postmortem (40x).



PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran histologik ginjal postmortem pada hewan coba, yaitu satu ekor babi local.
Tabel 1. Perubahan histologik glomerului, tubuli proksimal dan tubuli distal postmortem.
Struktur
Yang diamati         0          15       30          
Waktu (menit)
                                                                
Glomer
lus
a. Kapsul      Bowman

b. Kavum Bowman

          N
            N
      N
      N

N

N
Tidak jelas
+
Menyempit
Tidak jelas
+
Melebar

+
Nekrosis +
Tidak jelas
+ +
Nekrosis

+ +
Tidak jelas
+ + +
Nekrosis

+ + +
Tubulus proksimal
            N
    
N
Degenerasi hidropik +
Degenerasi hidropik + + +
Nekrosis+
Degenerasi hidropik +
Nekrosis

++
Nekrosis

+ + +
Tubulus distal
         N
   
N
N
Lumen ireguler +
Lumen ireguler ++
Nekrosis + +
Nekrosis
+ + +

N         = normal
+          = 10 – 50 %
++        = 50 – 70 %
+++     = 70 – 100 %

dengan berat badan 20 kg. Alasan menggunakan babi sebagai hewan coba ka-rena babi mempunyai karakteristik anatomi dan fisiologik yang mirip dengan manusia. Gambaran histologik ginjal pada 0 menit dan 15 menit postmortem masih memperlihatkan struktur ginjal normal.
Gambaran histologik ginjal pada 30 menit postmortem menunjukkan mulai tampak degenerasi hidropik sebagian kecil tubuli proksimal tetapi kapsul Bowman dan tubuli distal masih tampak normal.
Gambaran histologik ginjal 45 menit postmortem menunjukkan degenerasi hidropik sebagian besar sel-sel tubuli prok-simal dengan lumen menyempit sebagian kecil glomeruli dengan kapsul Bowman tidak jelas, dan sebagian kecil tubuli distal dengan lumen ireguler.
Gambaran mikroskopik ginjal pada 60 menit postmortem masih menunjukkan degenerasi hidropik tetapi sudah disertai nekrosis pada sebagian kecil tubuli proksimal disamping melebarnya kavum Bowman dan perubahan-perubahan lainnya pada 45 menit postmortem.
Perkiraan saat kematian yang mendekati ketepatan sangatlah penting dalam penyi-dikan. Berbagai faktor dapat memengaruhi terjadinya tanda-tanda kematian yaitu penurunan suhu; terbentuknya lebam mayat; terbentuknya kaku mayat; terjadinya pembusukan dan mummifikasi serta terjadi-nya perubahan-perubahan biokimiawi; kesemuanya ini akan memengaruhi ketepatan perkiraan saat kematian.
Setelah terjadi kematian, enzim-enzim akan dilepas secara lokal dan mulai terjadi autolisis postmortem.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran histologik postmortem ginjal babi yang ditemukan ialah: degenerasi hidropik sel-sel tubuli proksimal dapat diamati setelah 30 menit; tanda-tanda nekrosis pada sebagian kecil sel-seltubuli proksimal dan distal setelah 60 menit; sebagian besar kavum Bowman melebar setelah 60 menit; nekrosis sebagian besar glomeruli serta tubuli proksimal dan distal setelah 12 jam, yang meluas setelah 24 jam postmortem.
Pada penelitian ini, pengambilan sampel ginjal kiri dan kanan dilakukan pada beberapa interval waktu sampai 24 jam postmortem sehingga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu patokan perkiraan saat kematian dini atau pada kasus-kasus dengan tanda kematian yang sulit dievaluasi, misalnya pada kasus mutilasi dan kerusakan fisik yang luas.
SARAN

Gambaran perubahan struktur dan progresitivitas nekrosis pada ginjal dapat digunakan untuk membuat perkiraan saat kematian. Untuk itu diperlukan penelitian lanjut dengan cara dan lama pengambilan sampel yang lebih bervariasi agar dapat diaplikasikan untuk penentuan saat kematian (postmortem interval) yang lebih akurat pada dekomposisi dini (<24 jam postmortem).

DAFTAR PUSTAKA

1.      Death. Kamus Kedokteran Dorland. 29 ed. Jakarta: EGC; 2002. p.567
2.       Pratama AA. Hubungan Antara Lama Waktu Kematian Dengan Kerusakan Histopatologik OtotJantung Tikus Wistar. 2010 [cited: 22/01/2014] Available from: http://eprints.undip.ac.id/23135/1/Arie_Aldila.pdf.
3.      Cotran RS, Mitchell RN. Buku Ajar Patologi. Vol I. 7 ed. Bab I. Jakarta: EGC; 2007. p. 26
4.      Swindle MM, Makin A, Herron AJ, Clubb FJ, Frazier KS. Swine as Models in Biomedical Research and Toxicology Testing. 2012 [cited: 22/01/2014] Available from: http://vet.sagepub.com/content/ 49/2/344.full.pdf+html.








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar