Jurnal
perkembangan
hewan
Proses
terjadinya Organogenesis,Regenerasi dan
Tahap Perkembangan
Embrio
Dosen
pengampu : Hesty Wahyuningsih S.Pd M.Pd
Disusun
oleh:
NAMA : Dewi
Nurul Asiyah
NIM : 1503001
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TUNAS
PALPA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PROSES PERKEMBANGAN ORGANOGENESIS, REGENERASI DAN TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO”
Makalah ini berisikan tentang informasi Proses Perkembangan organogenesis, regenerasi dan tahap perkembangan embrio atau yang lebih khususnya membahas penerapan perkembangan hewan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang prosesPerkembangan organogenesis, regenerasi dan tahap perkembangan embrio pada hewan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang maha esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Terbanggi Besar, 29 April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Abstrak
Kata
Kunci
BAB
I PENDAHULUAN
Kata
pengantar
Rumusan
Masalah
Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
1.1.Organogensis
1.2.Regenerasi
1.3.Tahap Perkembangan Embrio
1.4.Implantasi
1.5.Peran Hormon Progesteron dan Oestradiol
BAB
III PENUTUP
2.1.Saran
2.2.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak :
Organogenesis adalah
tahapan dimana terjadi pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan diatas,
yaitu ektoderm, metoderm dan entoderm. Setiap lapisan membentuk organ yang
berbeda. Regenerasi
adalah kemampuan untuk memperbaiki sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak,
hilang atau mati. pertumbuhan
dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio
dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase fertilisasi , Fase
Embrionik.
Kata Kunci :
Organogenesis,Regenerasi dan Tahap Perkembangan Embrio
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organogenesis
adalah tahapan dimana terjadi pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan
diatas, yaitu ektoderm, metoderm dan entoderm. Setiap lapisan membentuk organ
yang berbeda. Ektoterm membentuk lapisan epidermis pada gigi, mata dan saraf
pendengaran. Mesoderm membentuk sistem respirasi, pericranial, peritonial, hati
dan tulang. Sedangkan entoterm membentuk sel kelamin dan kelenjar endokrin.
Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur
melalui lubang microphyle yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa
mempunyai kesempatan yang sama untuk membuahi satu telur. Telur dan sperma yang
baru dikeluarkan dari tubuh induk, mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam
proses pembuahan (Effendie,1997).
Fertilisasi dapat didukung oleh kualitas spermatozoa yang
baik. Untuk mengetahui tingkat fertilisasi yang lebih tinggi, perlu dicari
larutan fisiologis yang dapat menambah daya mortilitas dan viabilitas
spermatozoa. Menurut rustidja (1985) penggunaan larutan fisiologis yang
mengandung NaCl dan urea dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara
20-25 menit.
Regenerasi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh
yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan
platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu
baru yang sempurna. Pada Anelida kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal
sedikit dan terbatas pada bagian ujung anggota pada amfibi dan reptil. Pada
mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka.
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam
organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan
beberapa protista,
zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil
dari proses ini disebut embrio.
Pada
manusia, terbentuk embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan
sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui
tahapan yang dikenal sebagaiblastula, gastrula, dan organogenesis.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
proses perkembangan organogenesis?
2. Seperti
apakah proses perkembangan regenerasi?
3. Bagaimanakah
tahap perkembangan embrio?
C. Tujuan
Tujuan dari hasil makalah ini untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen kepada kami sebagai mahasiswa, selain itu juga dapat sebagai
referensi bagi adik tingkat kami sebagai panduan pembuatan makalah selanjutnya
dan besar harapan saya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.Organogensis
Organogenesis adalah tahapan dimana terjadi pembentukan
organ-organ tubuh dari tiga lapisan diatas, yaitu ektoderm, metoderm dan entoderm.
Setiap lapisan membentuk organ yang berbeda. Ektoterm membentuk lapisan
epidermis pada gigi, mata dan saraf pendengaran. Mesoderm membentuk sistem
respirasi, pericranial, peritonial, hati dan tulang. Sedangkan entoterm
membentuk sel kelamin dan kelenjar endokrin.
Awal perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi)
sebuah sel telur oleh sel sperma yang membentuk zygot (zygot). Gametogenesis
merupakan fase akhir perkembangan individu dan persiapan untuk generasi
berikutnya. Proses perkembangan yang berlangsung dari gametogenesis sampai
dengan membentuk zygot disebut progenesis. Proses selanjutnya disebut
embriogenesis (blastogene) yang mencakup pembelahan sel zygot (cleavage),
blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Proses selanjutnya adalah organogenesis
, yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi mencakup proses
perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenesis sebelum menetas
atau lahir. (Effendie, 1997)
Cleavage yaitu tahapan proses pembelahan sel. Proses ini berjalan teratur dan berakhir hingga mencapai balastulasi. Bisa juga dikatakan proses pembelahan sel yang terus menerus hingga terbentuk bulatan, seperti bola yang di dalamnya berisi rongga. Gastrulasi merupakan proses kelanjutan blastulasi. Hasil proses ini adalah terbentuknya tiga lapisan, yaitu ektoderrm, modeterm dan entoderm. Organogenesis adalah tahapan dimana terjadi pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan diatas, yaitu ektoderm, metoderm dan entoderm. Setiap lapisan membentuk organ yang berbeda. Ektoterm membentuk lapisan epidermis pada gigi, mata dan saraf pendengaran. Mesoderm membentuk sistem respirasi, pericranial, peritonial, hati dan tulang. Sedangkan entoterm membentuk sel kelamin dan kelenjar endokrin. (Anonim,2008)
Cleavage yaitu tahapan proses pembelahan sel. Proses ini berjalan teratur dan berakhir hingga mencapai balastulasi. Bisa juga dikatakan proses pembelahan sel yang terus menerus hingga terbentuk bulatan, seperti bola yang di dalamnya berisi rongga. Gastrulasi merupakan proses kelanjutan blastulasi. Hasil proses ini adalah terbentuknya tiga lapisan, yaitu ektoderrm, modeterm dan entoderm. Organogenesis adalah tahapan dimana terjadi pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan diatas, yaitu ektoderm, metoderm dan entoderm. Setiap lapisan membentuk organ yang berbeda. Ektoterm membentuk lapisan epidermis pada gigi, mata dan saraf pendengaran. Mesoderm membentuk sistem respirasi, pericranial, peritonial, hati dan tulang. Sedangkan entoterm membentuk sel kelamin dan kelenjar endokrin. (Anonim,2008)
Kebanyakan telur ikan-ikan pelagis laut dibuahi secara eksternal dan melayang di dekat permukaan laut. Telur ini berkisar 0,5-5,5 mm dalam diameter. Periode embrionik dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu periode awal yang merupakan fertilisasi untuk penutupan bastopore. Periode tengah yaitu waktu penutupan blastopori dan ekor lateral mulai menjauh dari sumbu embrionik dan periode akhir dimana waktu ekor melengkung dari sumbu embrionik. Pada setiap spesies terdapat sedikit variasi telur karakter telur seperti ukuran, jumlah dan ukuran gelembung-gelembung minyak, permukaan korion, kuning telur, pigmentasi, dan morfologi dari perkembangan embrio yang meliputi anatomi dan morphometric tahap awal telur ikan. (Anonim, 2008).
Sperma didefinisikan sebagai larutan spermatozoa yang berada di dalam larutan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testes, atau salah satu bagian dari alat reproduksi ikan. Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang dikeluarkan dari alat kelamin lelaki saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan “makhluk” kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut spema. (Anonim,1999)
Spermatozoa merupakan sel padat dan sangat khas, tidak tumbuh atau membai diri serta tidak mempunyai peranan fisiologis apapun pada hewan yan menghasilkannya, semata-mata hanya untuk membuahi telur pada jenis yang sama.(Effendie,2003)
Secara morfologis spermatozoa terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian kepala dan bagian ekor, pada bagian kepala mengandung bahan genetik (inti sel) yang dilapisi oleh akrosom dan membran plasma, bagian ekor terdiri dari bagian tengah yang mengandung mitokondria, bagian utama dan bagaian ujung terdiri dari fibril-fibril
morfologi spermatozoa ikan mas sangat sederhana, terdiri dari kepala dan ekor. Bagian kepala berbentuk membulat (spherical) dan bagian leher mengalami reduksi, cahaya memanjang 10 sampai 20 kali dari panjang ekornya. Ekor sperma berguna sebagai organ renang. Pada saat di keluarkan dari alat kelamin jantan, spermatozoa beada dalam seminal plasma. Campuran seminal plasma dengan spermatozoa disebut milt. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala yang mengandung kromosom, dan tiap kromosom mengandung gen pembawa sifat.
(
Anonim, 1999).
1.2.Regenerasi
Regenerasi adalah kemampuan untuk memperbaiki sel,
jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati.
hewan
tingkat tinggi ⇒ terbatas pada
jaringan
hewan
tingkat rendah ⇒ dapat sampai pada
tingkat organ
Proses
Regenerasi, Regenasi
meliputi tiga cara:
1. lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi
struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi.
yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini disebut
regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra.
2. kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini
terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak
disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra.
3. ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai
regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi
mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi
konsenpatori khas pada hati manusia .
Proses-proses
umum yang terjadi pada regenerasi bagian yang putus atau rusak yaitu :
Darah
mengalir menutupi luka, kemudian membeku dan membentuk “scab”.
Epitel
kulit menyebar di permukaan luka, dari bawah “scab”. Sel-sel epitel itu
bergerak secara amuboid dan membutuhkan beberapa hari agar kulit lengkap
menutupi luka.
Dediferensiasi
sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga jadi bersifat muda kembali dan
pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matrix tulang dan tulang
rawan melarut. Sel-selnya lepas dan tersebar di bawah epitel. Serat jaringan
ikat juga berdisintegrasi dan sel-selnya berdiferensiasi semua. Akhirnya tak
dapat lagi dibedakan mana sel yang berasal dari tulang, tulang rawan, atau
jaringan ikat disusul oleh sel-sel otot berdiferensiasi, serat myofibril
hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
Pembentukan
blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin
sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel
dediferensiasi.
Proliferasi
sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan
proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang
maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
Rediferensiasi
sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel
blastema itu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi
dua, faktor internal dan Faktor
eksternal.
Faktor
internal meliputi gen dan hormon. Faktor eksternal meliputi air, makanan
dan cahaya.
Faktor
Internal
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon
pertumbuhan). Bila hewan kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan
terhambat sehingga badannya kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka
akan mengalami pertumbuhan raksasa.
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang
tua (induk) kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan
perkembangan hewan
Faktor
eksternal
Makanan Makanan sangat diperlukan oleh hewan maupun
makhluk hidup lainnya.Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber
energi.
Air
merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi
metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang
baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Cahaya Matahari Cahaya
matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu
diperlukan dalam pembentukan tulang.
1.3.Tahap Perkembangan Embrio
Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan
peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan
peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang
disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan
pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi
sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma
dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan
sel (cleavage)
Tiga
fase embrionik yaitu :
1. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat)
akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang
lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
2. Blastula,
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan
sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula
terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula.
3. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik
yaitu hewan yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.Diploblastik yaitu
hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata.Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis
yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup. Organ yang
dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase
gastrula.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung),
otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot,
rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat
pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke
endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel
endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan
sistem sirukulasiinduk. Implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur
yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi
dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus. Dalam sistem
reproduksi manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan
keberhasilan proses ini membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang
terus-menerus antara embrio dan induk. Endometrium banyak mengandung selama
darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama disekitar pembuluh darah
mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan pertumbuhan
dari hasil konsepsi. Fetusakan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari.
Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan
embrio dan menghasilkan
cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan
membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya
terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan
jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai
pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2,
termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara
plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.
1.4.Implantasi
Implantasi pada mamalia biasanya uterus membentuk suatu
reaksi decidua sebagai respon. Di dalam kejadian ini stroma endometrium, sel
fibroblastik ditransformasikan ke dalam bentuk sel decidua khusus. Sel ini
ditandai dengan penonjolan epithelloid, kehadiran imti poliploid, akumulasi
glikogen dan lipid di dalam sitoplasma, pembentukan banyak lisosom dan terjadi
kontak antara sel dengan suatu hubungan yang kompleks. stroma endometrium ini
akan menjadi edemtus sebab terjadi vasodilatasi dan penambahan permiabilitas
pembuluh kapiler, peningkatan mitosis dan kegiatan metabolisme.
Menurut Partodihardjo (1980), implantasi
berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap ini adalah tahap persentuhan embrio
dengan endometrium, terlepasnya zona pelusida, pergeseranatau pembagian tempat
dan yang terakhir ada1ah pertautan antara trofoblas dengan epitel endometrium.
Tahap pelepasan zona pelusida adalah penting karena zona pe1usida merupaluran
suatu penghalang untuk imp1antasi. Terlepasnya zona pelusida ada1ah sebagai
aktivitas dari enzim proteolitik dari airan uterus. Pelepasan zona pelusida
terjadi sebelum trofoblas melekat pada endometrium.
1.5.Peran Hormon Progesteron dan Oestradiol
Pada masa awal kebuntungan progesteron dari korpus luteum
inisangat diperlukan. Setelah masa transisi, plasenta mengambil alih peran
korpus luteum dan menghasilkanprogesteron. Sintesi progesteron plasenta
sangat bergantung pada hubungan antaramaternal dan plasenta. Sumber utama
sintesis protein progesteron adalahkolesterol. Kolesterol ini masuk kedalam
sitoplasma.Pengaruh-pengaruh khusus progesteron yang penting untuk kemajuan
kehamilanyang normal adalah sebagai berikut:
1. Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di
endometrium uterus,dan sel-sel ini memainkan peranan penting dalam nutrisi
embrio awal.
2. Progesteron menurunkan kontraktilitas uterus gravid ,jadi
mencegahkontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.
3. Progesteron juga membantu perkembangan hasil konsepsi
bahkan sebelumimplantasi,karena progesteron secara khusus meningkatkan sekresi
tubafallopii dan uterus menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk
perkembangan morula dan blastokista.
4. Progesteron yang disekresikan selama kehamilan juga
membantu estrogenmempersiapkan untuk laktasi.
Seperti
hal nya hormone oestradiol yang disekresi dari folikel ovarium, korpus luteum
(sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH. Oestradiol berfungsi pada
ternakbetina untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian dan pada
pria untuk umpan balik negatif pada sintesis testosteron oleh sel Leydig.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh G. E. Mann and G. E. Lamming (2001)
menyatakan bahwa hormone progresteron dan oestradiol sangat dibutuhkan selama
perkembangan fetus di dalam uterus. Penelitian yang menggunakan 33 ekor indukan
sapi Fries Holstein yang tidak mengalami laktasi. Untuk melakukan sinkronisasi
estrus maka ternak beberikan hprmon PGF2α. Hormon yang digunakan sebagai bahan
percobaan adalah hormon progesterone, oestradiol, danPGFM (PGF2α). Pengaruh
hormon progesteron dan oestradiol ini berpengaruh terhadap perkembangan embrio.
Selama perkembangan embrio, meski terdapa perkembangan folikel, namun karena
kandungan progresteron yang tinggi maka akan menekan produksi hormon estrogen.
Kekurangan
hormon progesterone dalam maka akan berdampak pada kegagalan kebuntingan.
Pemberian progesterone akan mengurangi kegagalan kebuntingan, hal tersebut
dikarenakan perkembangan embrio sangat berkaitan dengan kandungan hormone
progresteron. Pemberian hormon progesterone dapat dilakukan pada saat awal fase
luteal .Namun dengan kadar hormon progesterone dan oestradiol ini mengakibatkan
fertilisasi yang tertunda. Selain hormon progesterone, kebuntingan pada sapi
ini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari hormon-hormon endocrine.
Namun karena penelitian ini hanya berlangsung selama 16 hari, maka tidak dapat
menjelaskan secara langsung peran penambahan hormone progesterone dan
oertradiol pada masa perkembangan fetus.
Hormone
progesterone juga berperan dalam preparasi endometrium untuk implantasi.
Maturasi endometrium yang tidak kuat dapat menyebabkan infertilisasi. Pemberian
anti progestin meferistone dan onapristone selama fase luteal dapat menghambat
meturasi endometrium dan implantasi embrio. Progesterone juga berperan dalam
menjaga viabilitas embrio. Namun dalam reseptivitas maturasi endometrium tidak
membutuhkan banyak hormone progesterone. Kinerja progresteron juga dipengaruhi
oleh system metabolism hormone, dan dipengaruhi oleh efek dari ko activator dan
repressor.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
semua proses dalam keberlangsungan dan pembentukan embrio semuanya saling
bersangkutan antara satu proses dengan proses yang selanjutnya, sehingga bila
terjadi kerusakan pada proses pertama akan berpengaruh padaperkembangan embrio
yangselanjutnya. Karena itulah dari sejak perkembangan embrio yang pertama pada
mahluk hidup harus berjalan lancar dan normal agar tidak terjadi kerusakan
senjutnya.
B. SARAN
Apabila
saudara bapak/ibu yang membeca makalah jurnal saya, saya harap dimaklumi karena
saya baru belajar membuat makalah jurnal tersebut. Dan bisa bermanfaat bagi
bapak/ibu atau teman-teman maupun saudara bagi yang membacanya
DAFTAR
PUSTAKA
G. E. Mann and G. E. Lamming. 2001. Relationship between
maternal endocrine environment, early embryo
development and inhibition of the luteolytic mechanism in
cows. Vol. 121, 175–180
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reprodksi Hewan. Mutliara.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar