Kamis, 17 Mei 2018

jurnal perkembangan emberio mencit dan hamster dalam medium KSOMaa dan HECH-6



Jurnal STKIP                                                                                                             20 Maret
Perkembangan Emberio Mencit Dan Hamster Dalam Medium KSOMaa Dan HECM-6
(DEVELOPMENT OF MICE AND HAMSTER EMBRYOS IN KSOMaa
AND HECM-6 MEDIUM)

Dewi Nurul Asiyah
Jurusan Biologi
Abstrak
Perkembangan emberio mencit dan hamster tahap 8-sel dalam medium KSOMaa dan HCEM-6 menunjukan bahwa secara keseluruhan kedua macam medium mampu medukung pertumbuhan emberio mencit dan hamster tahap 8 sel sampai mencapai tahap blastosit
Kata Kunci :
Embrio Mencit Dan Hamster


PENDAHULUAN
Komposisi Medium Menentukan keberhasilan kultur embrio in vitro karena kompleksitas fisiologis pada emberio praimplatasi. Metabolisme yang kompleks terjadi dalam proses perkembangan dari zigot menjadi blastosit yang siap mengalami gastrulasi dan implantasi. Perubahan meliputi serangkaian pembelahan sel untuk membentuk morula, difrensiasi sel morula menjdi dua galur sel yaitu trophoblast dan inner cell mass (ICM) (Rossant 1986, Alarcon Dan Marikawa 2004).
Mencit Hamster telah digunakan secara luas sebagai model perkembangan bagi mamalia pada umumnya. Bebagai medium untuk kultur emberio mencit dan hamster telah banyak dicoba. Lawitts dan Biggrest (1993) medesein medium KSOM untuk mengatasi two-cell block yang terjadi pada banyak strain outbred in bred mencit, pada perkembangannya medium juga dipakai dalam kultur embrio sapi (Liu dan foote 1995).
Medium ini mampu mendukung perolehan blastosis yang tinggi dari zigot pada strain outbred CFI dengan jumlah sel lebih banyak dibandingkan menggunakan medium lain (Erbach et al…1994,summers et al. 1995).
Pengujian kapasitas perkembanggan embrio mencit dan hamster dapat menentukan jenis medium yang cocok untuk masing masing embrio dan medium yang dapat dipakai oleh keduannya secara bersamaan. Informasi mengenai satu jenis medium yang mampu mendukung perkembangan emberio dari kedua jenis hewan bermanfaat dalam memproduksi khimera. Pada hewan khimera hasil gabungan antar spesies yang sama mampu interspesies, kemampuan menumbuhkan embrio khimera hasil rekonstruksi secara in vitro sangat krusial (Boedino et al..1996; Shiue et al…2006).

METODE PENELITIAN

1.1.Superovulasi dan Koleksi Embrio
Mencit betina berumur 2-3 bulan disuperovulasi dengan menyuntikkan 5 IU PMSG (Foligon, Intervet, Netherland) dan 5 IU Hcg (chorulon, Intervet,  Netherland) dengan selang 48 jam secara intraperitoneum, 24 jam sebelum injeksi PMSG (Foligon, Intervet, Netherland) mencit diinjeksi GnRH (20 mg/kg fertilerin, intramuskuler) (Kanter al…2004)
Kawin alam dilakukan masing-masing menggunakan penjantan yang sejenis dengan betina. Jantan dengan betina dicampur dengan rasio 1:1 setelah injeksi Hcg pada betina. Untuk menghasilkan sumber keberhasilan perkawinan dilakukan memeriksa Vagina plug. Koleksi embrio dan tuba fallopi dilaksanakan pada hari ke-3 setelah kawin. Mencit dan hamster dikorbankan dengan cara dislocation cervicalis. Tuba follopi diambil melalui pembedahan dari mencit dan hamster kemudian dilakukan koleksi embrio dengan menoreh tuba fallopimengunakan jarum 26G pada medium PBS ditambah 2% NBCS (new bron calf serum). Embrio yang diproleh diamati secara morfologis dan diseleksi lebih lanjut untuk mengumpulkan embrio tahap 8-sel.

1.2.Kultur emberio in vitro
Media yang digunakan dalam kultur ini adalah KSOMaa (Summers et al.,2005) yang mengandung Fosfat (KH2 PO4) dan 5,56 Mm glukosa, serta HECM-6 (McKiernam Dan Bavister,. 2000) yang tidak mengandung fosfat dan glukosa (Tabel 1).


Table 1 : komposisi medium KSOMaa dan HECM-6
Jumlah (mmol/L)
Komponen
KSOMaa¹        HECM-6¹
NaCI                                       95                    113,8
KCI                                         2,5                   3,0
KH2 PO4                                0,35                 -
MgCl2 6H2 O                         -                       2,0
MgSP4 7H2 O                                    0,2                   -
CaCl2                                      -                       -
CaCl2 2H20                            1,71                 1,0
NaHCO3                                 25                    25
Na-laktat                                 10                    4,5
Na-viruvat                               0,2                   -
Glukosa                                   5,5                   -
EDTA                                     0,61                 -
Glutamin                                 2,0                   0,2
NEAA Solution(%)                1                      1
EAA Solution (%)                  1                      1


1). Summers et al., (2005) dengan sedikit modifikasi pada komposisi asam amino
2). MeKierna & Bavister (2000) dengan sedikit modifikasi pada komposisi asam amino

1.3.Analisis Data
Pengelolaan data mengunakan program minitab ver 12. Data disajikan dalam bentuk rata-rata±standar deviasi dan dianalisis menggunakan sidik ragam. Perbedaan perlakuan ditentukan dengan uji Tukey. Pada tabel 2 :
Tabel 2. Perkembangan emberio mancit dan hamster tahap 8-sel setelah kultur selama 48 jam.
Jumlah      tahap perkembangan dan jumlah embrio yang berkembang (%)
Perlakuan               embrio                 
MK                  Baw                 BI                    BLj                  H/ed   
Mencit-KSOMaa        140      140                  140                  129                  129                  32
(T1)                                         (100,0)É‘           (100,0)É‘           (92,1)É‘             (92,1)Æ…          (22,9) Æ…
Mencit-HECM-6         52        52                    52                    52                    48                    30
(T2)                                         (100,0)É‘           (100,0)É‘           (100,0)É‘           (92,3)Æ…             (57,7)c
Mencit-KSOMaa        60        60                    60                    51                    29                    0
(T3)                                         (100,0)É‘           (100,0)É‘           (85,0)É‘             (48,3)É‘             (0,0)É‘
Mencit-HECM-6         46        46                    46                    46                    46                    34
(T4)                                         (100,0)É‘           (100,0)É‘           (100,0)É‘           (100,0)Æ…           (79,3)d
           
Ket : MK:Morula kompak; Baw : Blastosis awal ; Bl : Blastosis; BLj : Blastosis lanjut ; H/ed : hetching/hatchet.
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata (P<0,05)
Analisis stastika, data berupa proporsi ditransformasi terlebih dahulu.





HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan emberio mencit dan hamster tahap 8-sel dalam medium KSOMaa dan HCEM-6 menunjukan bahwa secara keseluruhan kedua macam medium mampu medukung pertumbuhan emberio mencit dan hamster tahap 8 sel sampai mencapai tahap blastosit (Tabel 2, Gambar 1). Perbedaan mulai tampak ketika memasuki tahap blastosit lanjut dan proses hetching/hatchet. Embrio hamster yang dikultur dalam medium KSOMaa (T3) perkembanganya menurun secara signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan T1,T2 dan T4 (Tabel 2). Pada T2 embrio mancit yang dikultur dalam HECM-6 mampu tumbuh serta dengan embrio mancit yang dikultur dalam medium KSOMaa (T1) sampai tahap blstosis akhir. Bahkan hetching/hatchet rate yang diproleh lebih tinggi dibandingkan T1 (P<0,05). Pada T3 tidak diperoleh satupun embrio hamster yamg berhasil hetching/hatchet, sedangkan embrio T4 hamster mendapatkan angka hetching paling tinggi.
Pengaruh komposisi medium terhadap perkembangan embrio tahap 8-sel sejalan dengan proses fisiologis yang terjadi. Pada tahap 8-sel embrio mencit dan hamster mengalami perubahan konfigurasi blastomer karena adanya proses kompaksi (Hogan et at,. 1994) Piedrahita et al., 1992).


Gambar 1 : embrio mencit (A) dan hamster (B) Tahap : 1. 8-sel, 2. Morula kompak, 3. Blastosis 4. Blastosis lanjut, dan 5 hetching . (Bar 50 = am).

Proses kompaksi merupakan salah satu perbedaan krusial antara embrio mamalia dengan embrio hewan lainnya. Proses diferensi pertama dimulai dengan prubahan sel-sel blastomer menjadi dua macam populasi sel yaitu ICM dan trophoblas (Alarcon dan marikawa 2004).
Dinamika fisiologi tersebut melibatkan proses-proses seperti sintesis protein, sintesis asam nukleat, dan transport ion yang memerlukan energi meningkatkan kebutuhan dan menaikan aktivitas metabolik. Setiap prubahan proses metabolik menyebabkan kegagalan embrio tumbuh sempurna (Brison dan Leese 1994; Biggers et al., 2004).
 Hal yang menarik dari penelitian ini kemampuan HEMC-6 Dalam mendukung perkembangan embrio mencit tahap 8-sel. Medium ini tidak mengandung glukosa dan sumber energinnya natrium laktat. Embrio yang berhasil hetching lebih tinggih dibanding medium KSOMaa. Tingginya angka hetching/hatchet menunjukan bahwa embrio mempunyai energy yang cukup untuk memecah dan keluar dari zona pelusida.  
Keberhasilan hetching yang tinggi pada T4 mungkin hanya merupakan kontribusi factor medium yang cocok dengan kebutuhan fisiologis dari embrio hamster mini rusia, atau mungkin juga dibantu factor proteolitik jika memang ada.

KESIMPULAN
KSOMaa mampu mendukung perkembangan embrio tahap 8-sel pada mencit dan hamster, tetapi peresentase perkembangan embrio hamster lebih rendah memasuki tahap blastosit lanjut. Embrio mencit dan embrio hamster tahap 8-sel tumbuh lebih baik dalam medium HECM-6 dibandingkan KSOMaa.

DAFTAR PUSTAKA
Alarcon VB, Marikawa Y.2004. Molecular study of mouse peri-implantation development using the in vitro culture of aggregated inner call mas. Mol Reprod Dev 67: 83-90,
 Batnett DK, Reiger D, Bavister BD. 1993. Changes in metabolism of glucose and glutamin during developmet of the hamster embryo. Theriogenelogy 38:185.


                       

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar